kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biden Bidik Pajak Keuntungan yang Belum Direalisasikan dari Para Miliarder AS


Kamis, 31 Maret 2022 / 00:20 WIB
Biden Bidik Pajak Keuntungan yang Belum Direalisasikan dari Para Miliarder AS

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) bakal memajaki orang kaya lebih besar lagi.  Pemerintah Joe Biden bakal menghitung pendapatan yang belum direalisasikan terkait aset likuid seperti saham dan obligasi.

Sebelumnya, pendapatan ini tidak dihitung sebagai pendapatan kena pajak menurut undang-undang (UU) Federasi AS, mengutip Quartz pada Rabu (30/3).

Pendiri Amazon Jeff Bezos tidak membayar pajak pendapatan federal pada tahun 2007 atau 2011. Sementara CEO Tesla Elon Musk melakukan hal yang sama pada tahun 2018, menurut penyelidikan ProPublica tahun 2021.

Joe Biden ingin mereformasi sistem perpajakan dengan memperkenalkan pajak minimum pada miliarder yang ia ungkapkan 28 Maret 2022 sebagai bagian dari proposal anggaran untuk tahun fiskal berikutnya.

Baca Juga: Joe Biden Usulkan Anggaran Belanja US$ 5,79 Triliun

Berdasarkan rencana tersebut, rumah tangga Amerika senilai lebih dari US$ 100 juta akan membayar tarif pajak 20% tidak hanya atas pendapatan mereka, tetapi juga atas keuntungan yang belum direalisasi terkait dengan aset likuid seperti saham dan obligasi.

Sementara pajak para miliarder menghadapi jalan yang tidak pasti untuk lolos di Kongres, pajak tersebut berpotensi mengubah secara drastis utang orang Amerika yang sangat kaya seperti Musk dan Bezos kepada IRS.

Lewat ketentuan baru ini, para miliarder seperti Musk dan Bezos akan berutang miliaran dolar AS. Lantaran sebagian besar kekayaan miliarder top AS terkonsentrasi di saham publik, tetapi mereka saat ini tidak dikenakan pajak atas aset ini sampai mereka menjualnya. Di bawah proposal Biden, aset-aset ini masih akan dikenakan pajak meskipun belum dijual.

Baca Juga: Joe Biden Bidik Penerimaan Pajak dari Orang Tajir di Amerika Serikat

Gedung Putih akan memberi rumah tangga sembilan tahun untuk membayar pajak atas pendapatan yang sebelumnya tidak direalisasi. Dengan asumsi bahwa 100% dari nilai pasar saham di perusahaan yang mereka dirikan dapat dikenakan pajak, Musk akan berutang tambahan US$ 50 miliar pajak.

Sementara Bezos akan berutang sebesar US$ 35 miliar, menurut perkiraan ekonom University of California-Berkeley Gabriel Zucman. Semua mengatakan, 10 miliarder AS teratas akan membayar setidaknya US$ 215 miliar selama 10 tahun ke depan di bawah pajak baru.

Baca Juga: Rusia dan China Memperlunak Redaksional Draft Komunike G20 Terkait Konflik Geopolitik

Pajak yang diusulkan Biden akan berlaku hanya untuk 0,01% dari rumah tangga terkaya AS dan meningkatkan pendapatan sekitar US$ 361 miliar pada tahun 2032. Gedung Putih menyatakan lebih dari setengahnya akan datang dari miliarder saja.

Seiring dengan itu, politisi dari Partai Demokrat termasuk senator Elizabeth Warren dan Ron Wyden telah mendorong pajak yang lebih keras untuk orang Amerika yang sangat kaya. Senator Demokrat Joe Manchin dan Kyrsten Sinema, yang sebelumnya menyatakan skeptis tentang pajak miliarder dan perusahaan, belum mengatakan apakah mereka akan mendukung proposal baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×