kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

BI masih enggan beberkan implementasi LCS dengan China


Senin, 26 Juli 2021 / 06:35 WIB
BI masih enggan beberkan implementasi LCS dengan China

Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menunggu sejak tahun 2020 lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa kini seluruh persyaratan maupun teknis operasional transaksi local currency settlement (LCS) dengan China sudah selesai.

Sebelumnya, BI dengan bank sentral China atau People’s Bank of China (PBOC) telah menekan nota kesepahaman terkait kerja sama LCS ini pada Oktober 2020.

Dengan adanya skema kerja sama LCS ini, diharapkan mampu mendorong penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung.

Gubernur BI Perry Warjiyo masih enggan mengumumkan kapan implementasi kerja sama LCS ini. Namun, ia menegaskan, hingga saat ini, kedua bank sentral tersebut sudah menyelesaikan mekanisme operasional dan selesai menunjuk bank-bank untuk mendukung skema kerja sama ini.

Baca Juga: Ini tujuh jurus BI untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

“Semuanya sudah. Bahkan kami sudah mulai melakukan sosialiasi LCS ini dan tentu saja melibatkan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, dengan dunia usaha juga, sehingga ini bisa mendorong untuk kegiatan investasi dan ekspor,” ujar Perry, Kamis (22/7) via video conference.

Lebih lanjut, Perry mengatakan bahwa operasionalisasi atau implementasi LCS ini juga disatukan bank sentral dengan program-program pendalaman pasar keuangan.

Program pendalaman pasar keuangan ini yang telah disampaikan oleh bank sentral dalam Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025, termasuk di Electronic Trading Platform (ETP) Multimatching dan memperluas penggunaan repo berlandaskan SBN dan sekuritas.

Perry berharap, dengan penyatuan ini, berarti tidak hanya memfasilitasi investasi asing langsung dari China saja, tetapi juga investasi portofolio.

Sebagai tambahan informasi, sebelum dengan China, Indonesia juga sudah memiliki kerja sama LCS dengan bank sentral Jepang, Bank Negara Malaysia, juga Bank of Thailand. Tak hanya sebatas kesepakatan, BI getol dalam menempuh langkah-langkah untuk memperkuat manfaat dari jalinan ini.

Seperti contohnya, BI rajin melakukan pertemuan dengan dunia usaha, baik itu eksportir maupun importir di dalam negeri. Kantor perwakilan BI di negara-negara tersebut juga rajin melakukan pertemuan dengan eksportir dan importir di sana.

Baca Juga: Penerapan kerja sama LCS Indonesia - China akan dimulai pada Juli 2021

Dari beberapa kebijakan yang ada, perkembangan transaksi yang lebih pesar adalah dengan Jepang. Hal ini disebabkan kegiatan ekonomi Indonesia dengan Jepang cukup tinggi, baik itu di investasi maupun perdagangan.

Hingga saat ini, transaksi dengan Jepang tercatat ekuivalen US$ 100 juta per bulan. Kemudian dengan Malaysia sekitar ekuivalen US$ 50 juta per bulan, dan dengan Thailand sekitar ekuivalen US$ 15 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×