kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bersaing Sengit, Joe Biden Batasi Investasi AS di China Utamanya Sektor Teknologi


Jumat, 11 Agustus 2023 / 04:35 WIB
Bersaing Sengit, Joe Biden Batasi Investasi AS di China Utamanya Sektor Teknologi

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (9/8) menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan membatasi beberapa pengembangan teknologi di China. Langkah baru ini diharapkan bisa diterapkan mulai tahun depan. 

Target yang akan dibatasi yakni investasi dalam semikonduktor dan mikroelektronika, komputasi kuantum, dan kemampuan kecerdasan buatan tertentu.

Dikutip dari Reuters, pembatasan ini diatur untuk melarang ekuitas swasta baru, modal ventura dan investasi usaha patungan di semikonduktor canggih dan beberapa teknologi informasi kuantum di China, menurut Departemen Keuangan AS.

Dalam sepucuk surat kepada Kongres, Joe Biden mengatakan dia mengumumkan keadaan darurat nasional sebagai tanggapan atas ancaman kemajuan oleh negara-negara seperti China dalam teknologi dan produk sensitif yang penting untuk kemampuan militer, intelijen, pengawasan, atau dunia maya.

Baca Juga: Masih Terpukul Deflasi China, Bursa Asia Tergelincir Jelang Rilis Angka Inflasi AS

China mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya memiliki "kekhawatiran serius" tentang perintah tersebut dan berhak untuk mengambil tindakan.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Perdagangan China bahwa perintah itu akan memengaruhi operasi secara normal dan pengambilan keputusan perusahaan serta mengganggu tatanan ekonomi dan perdagangan internasional.

Kementerian juga mengungkapkan harapan bahwa Amerika Serikat akan menghormati hukum ekonomi pasar dan prinsip-prinsip persaingan yang adil, dan tidak secara artifisial menghalangi pertukaran dan kerja sama ekonomi dan perdagangan global, dan menciptakan hambatan bagi pemulihan ekonomi dunia.

Kementerian Luar Negeri China juga menyatakan bahwa China mengungkapkan ketidakpuasan dan dengan tegas menentang desakan AS yang bersikeras memberlakukan pembatasan investasi di China dan telah mengajukan pernyataan serius kepada pihak AS.

"China mendesak AS untuk memenuhi janji Biden untuk tidak memisahkan diri dari China atau menghalangi pembangunan ekonomi China," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Taiwan Laporkan Penyusupan Pesawat Tempur China Terbesar Kedua Dalam Pekan Ini

Proposal tersebut berfokus pada investasi di perusahaan China yang mengembangkan perangkat lunak untuk merancang chip komputer dan alat untuk membuatnya. AS, Jepang, dan Belanda mendominasi wilayah ini, dan pemerintah China telah bekerja keras untuk mengembangkan alternatif yang tumbuh di dalam negeri.

Gedung Putih mengatakan Joe Biden turut melobi sekutu termasuk Jepang dan Belanda untuk melakukan pembatasan produk chip.

"Pendanaan AS telah lama membantu mendorong kebangkitan militer China," kata Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer. "Hari ini, Amerika Serikat mengambil langkah strategis pertama untuk memastikan bahwa investasi AS tidak digunakan untuk membiayai kebangkitan militer China," tambahnya.



TERBARU

×