kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,42   6,96   0.76%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini siasat fintech lending menjaga TKB90 100% pada tahun ini


Rabu, 03 Maret 2021 / 10:45 WIB
Begini siasat fintech lending menjaga TKB90 100% pada tahun ini

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain peer to peer lending mengaku terus memperhatikan keamanan pemodal dalam berinvestasi dengan selalu menjaga kualitas kredit yang disalurkan agar tepat sasaran. 

Mereka juga memiliki skema untuk memitigasi risiko kredit macet para peminjam dana (borrower). Hal ini dapat dilihat dengan tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB90) 100% atau resiko gagal bayar (NPL) 0%.  

Untuk menjaga tingkat kesehatan pinjaman ini, CEO & Co Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, Akseleran terus berupaya menjaga kualitas pinjaman dengan menerapkan penilaian kredit yang prudent dan berfokus kepada cashflow calon peminjam (borrower).

Baca Juga: Menurut riset Neurosensum, ShopeePay, OVO, DANA paling banyak digunakan

Sebagai antisipasi lainnya di masa pandemi, Akseleran menjadikan produk invoice financing sebagai yang mayoritas sebesar 60% dibandingkan pre-invoice financing sebesar 40%.

"Dengan demikian, diharapkan dapat menekan total NPL Akseleran tetap berada di bawah 1% di akhir tahun 2021. Selain itu saat ini hampir seluruh pinjaman di Akseleran diproteksi dengan asuransi kredit yang melindungi sampai dengan 90% pokok pinjaman," ujar Ivan kepada kontan.co.id, Selasa (2/3).

Sepanjang Januari 2021, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 105 miliar. Sementara sepanjang tahun 2020 lalu, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 960 miliar atau tumbuh 35% dibandingkan realisasi yang sama di akhir tahun 2019. 

Secara kumulatif, hingga akhir Desember 2020, Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp 1,85 triliun dengan total NPL berada di angka 0,18%.

Sampai dengan akhir tahun 2021, Akseleran menargetkan total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp 2 triliun atau naik 2x lipat dibandingkan realisasi di akhir 2020. Di sisi lain, pihaknya juga tetap melihat perkembangan ekonomi Indonesia di tengah pandemi.

Baca Juga: Gandeng PFI Mega Life, Grab Financial Group rilis asuransi penyakit kritis

"Namun, seiring dengan sudah berjalannya vaksinasi tahap kedua tampaknya kondisi perekonomian berangsur-angsur semakin membaik dan ini memberikan harapan besar bagi tumbuhnya dunia usaha di Indonesia. Dan Akseleran sebagai platform fintech P2P lending yang sudah berizin di OJK tetap berkomitmen untuk selalu mendukung pertumbuhan bisnis UMKM," jelasnya.

Ivan menyebut, sejauh ini, Akseleran terus menyasar ke berbagai sektor bisnis usaha. Dengan penyaluran pinjaman usaha dari Rp 200 juta hingga Rp 2 miliar, sektor-sektor usaha yang pihaknya fasilitasi terutama konstruksi, infrastruktur, energi, kelistrikan, pertambangan, minyak dan gas serta ada banyak dari ritel maupun essential goods supply chain.

PT Pasar Dana Pinjaman atau Danamas juga memiliki skema untuk memitigasi risiko kredit macet para peminjam dana (borrower). Direktur Utama Danamas Dani Lihardja menyebut, salah satunya keleluasaan dalam penyaluran pinjaman modal kerja berbentuk aset kepada para borrower yang masih merintis usaha.

Dani menjelaskan bahwa NPL di Akseleran relatif terkontrol. Karena peminjam tidak menerima uang secara langsung. Tetapi menerima barang yg akan dijual. Seperti agen atau counter pulsa. Ketika meminjam yg diterima adalah saldo pulsanya.

"Contohnya, borrower Danamas yang menjalani usaha agen pulsa. Mereka bisa meminjam modal kerja di Danamas lewat perusahaan provider, kemudian langsung menerima pinjaman berbentuk saldo pulsa," katanya.

Dani mengungkap borrower agen pulsa biasanya meminjam modal dalam nominal kecil dan mencicil dengan cepat, mulai 7 hingga 14 hari. Adapun, provider yang bekerja sama dan mampu merekomendasikan borrower, Danamas sebut sebagai Pembina. Borrower petani jagung dan semangka yang notabene memiliki masa panen pendek pun telah masuk portofolio Danamas, yang juga merupakan hasil rekomendasi seorang Pembina.

Sementara itu, untuk petani dan peternak yang melakukan pinjaman, yang diterima adalah sarana dan prasaran pertanian atau peternakan yang dibutuhkan. Ketika waktu panen hasilnya akan dibeli oleh para pembina mereka masing masing. "Dan kalaupun masih terjadi kegagalan bayar. Maka masih di-cover 99% oleh asuransi," katanya.

Baca Juga: Awas, 51 nama pinjol ini ilegal, hindari jangan sampai jadi korban

Menurutnya, secara umum tren ke depan Akseleran masih akan menjaga dengan tidak menambah peminjam baru yang tidak memiliki ekosistem seperti tersebut.

Dani mengungkap strategi ini jadi salah satu resep Tingkat Keberhasilan Pinjaman 90 hari (TKB90) Danamas masih terjaga di 99,95%, dengan penyaluran pinjaman sepanjang 2020 mencapai kisaran Rp 400 miliar.

Sementara itu penyaluran pinjaman di bulan Januari 2021 Rp 234,64 miliar sedangkan di tahun 2020 pinjaman di bulan yang sama bulan Januari penyaluran pinjaman sebesar Rp 208,58 miliar. Dani menyebut, ini menandakan di masa pandemi ini justru Danamas mengalami peningkatan penyaluran pinjaman 

Produk pinjaman yang mengalami peningkatan yaitu, produk pinjaman pembiayaan pelanggan logistik, produk pembiayaan nasabah multifinance. "Target tahun 2021 sesuai RBB di tahun 2021 rencana penyaluran pinjaman sepanjang tahun 2021 sebesar Rp 1 triliun," kata Dani.

Dalam mencapai target tersebut, pihaknya memiliki berbagai strategi seperti, meningkatkan jumlah pemodal dengan cara promosi lebih gencar melalui media sosial maupun melalui perwakilan kantor representatif.

Baca Juga: Satgas Waspada Investasi bredel Snack Video dan Tiktok Cash

Selain itu, melanjutkan dan memperluas kerjasama dengan perusahaan multifinance maupun perusahaan logistik yang memilik hubungan kerjasama dengan perusahaan e-commerce, melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan berbasis internet seperti e-commerce yang usahanya berfokus pada UMKM, dan pengembangan aplikasi dan penambahan fitur sebagai upaya untuk meningkatkan kenyamanan pengguna pada aplikasi Danamas, terutama dari segi User Interface dan User Experience.

Setali tiga uang, PT Alami Fintek Sharia (Alami) menyebut, dalam menjaga tingkat kesehatan pinjaman dan memitigasi risiko kredit macet, pihaknya menjaga asuransi kredit dan menyasar sektor-sektor yang tahan terhadap pandemi.

CEO Alami Dima Djani menyatakan pada awal tahun ini, Alami sudah menyalurkan pinjaman usaha lebih dari Rp 100 miliar. Sementara di 2020 lalu pihaknya telah salurkan sekitar Rp 250 miliar. "Jadi memang tahun 2021 kita berkembang secara pesat," kata Dima.

Ia mengatakan, pihaknya akan fokus ke industri yang defensif dan risk assessment yang sangat berhati-hati. Menurutnya, tren akan tambah baik di 2021 karena bisnis juga sudah beradaptasi dengan situasi pandemi yang ada. Pihaknya menargetkan bisa naik 3x-5x dari 2020. "Dari kami tentunya industri yang halal alias tidak dilarang di syariah. Sisanya kita fokus ke kesehatan, logistik dan makanan," ujar Dima.

Sementara itu Modalku mengungkapkan beberapa langkah antisipasi untuk mencegah default yaitu dilakukan dengan assessment, monitoring, dan collection. Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku mengatakan, assessment dilakukan secara menyeluruh saat pengajuan pinjaman untuk memastikan peminjam memiliki kemampuan melunasi pinjaman. 

"Setelah peminjam UMKM mendapatkan pinjaman, Modalku melakukan monitoring secara rutin dengan berkomunikasi secara reguler dengan peminjam dan bila terdapat kendala bisnis dapat mendukung untuk menemukan solusi, apabila pembayaran tidak lancar. Ketika peminjam terlambat membayar, Modalku akan membantu solusi pemenuhan kewajiban melalui aktivitas collection," jelasnya.

Hingga bulan Januari 2021, Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 20,8 Triliun. Sedangkan sepanjang Januari 2021, Grup Modalku juga telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp 500 Miliar untuk UMKM di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Grup Modalku menutup tahun 2020 dengan pencapaian penyaluran pinjaman sebesar lebih dari Rp 20 triliun kepada lebih dari 3,5 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Pencapaian ini bertumbuh hampir 2 kali lipat dibanding tahun 2019.

Baca Juga: Kredivo optimistis layanan Paylater akan menjadi tren

"Kami selalu menerapkan prinsip responsible lending dalam memberikan pinjaman, dimana kami melakukan penilaian secara ketat terhadap UMKM yang ingin mengajukan pinjaman dan kemampuan finansial mereka untuk melunasi pinjaman. Hal tersebut kami lakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada pendana yang meminjamkan dananya melalui Modalku," ujar Reynold.

Di tahun 2021 diharapkan menjadi tahun yang berpotensi bagi kebangkitan ekonomi di Indonesia serta perkembangan bisnis Modalku. Walaupun pandemi belum berakhir, masyarakat sudah mulai terbiasa dengan cara baru sehingga mereka memiliki keyakinan untuk bangkit bersama usahanya. Penetrasi digital yang terus meningkat juga menjadi potensi bagi bisnis Modalku di mana masyarakat sudah lebih paham mengenai manfaat fintech.

Fokus utama Modalku di tahun ini adalah menjangkau lebih banyak UMKM serta pendana melalui inovasi produk serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk tetap bisa bertumbuh secara positif di tahun ini. "Beberapa layanan baru juga sedang kami persiapkan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik dari masing- masing target konsumen kami," tambahnya.

Modalku juga terbuka untuk mendukung berbagai jenis industri usaha. Namun sampai saat ini, Sektor perdagangan baik itu besar maupun eceran masih terus melakukan pengajuan pinjaman, terutama pedagang eceran yang merupakan para online seller yang menjadi salah satu fokus segmen Modalku di tahun ini.

Selanjutnya: Perketat pengawasan fintech, China syaratkan pemenuhan modal dalam waktu 2 tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

×