Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Wacana pelarangan penggunaan barang impor dalam proyek pemerintah juga mendapat sambutan positif oleh emiten keramik. Chief Financial Officer PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) Rudy Sujanto mengatakan, pelarangan penggunaan barang impor dalam proyek properti dan konstruksi pemerintah bakal meningkatkan permintaan atas produk dalam negeri.
Rudy bilang, ini akan membantu pelaku industri lokal untuk mempertahankan produktivitas dan menghindari pengurangan tenaga kerja di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
“Mengutamakan pemakaian produk dalam negeri adalah kebijakan yang sangat produktif di tengah resesi akibat pandemi Covid-19,” ujar Rudy.
Asal tahu saja, ARNA telah melakukan pembangunan pabrik HT berkapasitas 3 juta m2 per tahun yang baru di Mojokerto Jawa Timur. Targetnya, pabrik anyar bisa mulai melakukan kegiatan produksi pada akhir kuartal I-2021.
Dengan kehadiran pabrik tersebut, ARNA berniat bersaing secara langsung dengan produk keramik impor di segmen menengah atas. Meski begitu, Rudy tidak mengonfirmasi apakah ARNA akan memanfaatkan momentum pelarangan penggunaan barang impor dengan mencuil pasar segmen proyek pemerintah atau tidak.
Baca Juga: Asaki: Utilisasi produksi keramik nasional tahun ini bisa capai titik tertinggi
Sementara itu, beberapa emiten keramik lain telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memanfaatkan momentum pelarangan penggunaan barang impor dalam proyek properti dan infrastruktur pemerintah.
Direktur Pelaksana Internusa Keramik Alamasri, Angelica Lie menyebut pihaknya tengah mempersiapkan strategi pertumbuhan perusahaan baik secara organik maupun non-organik.
Pertumbuhan secara non-organik yang dimaksud khususnya dengan melakukan penjajakan kerjasama strategis dengan pabrikan China untuk membuka fasilitas produksi bersama di Indonesia.
"Perusahaan saat ini sedang mempersiapkan waktu yang tepat sambil mematangkan strategi kerja sama bisnis itu," jelas dia.
Sementara itu, Direktur PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) Juli Berliana Posman mengatakan, perusahaan sebagai pelaku industri keramik menyambut baik rencana untuk menggunakan produk dalam negeri untuk proyek-proyek properti.
"Kami berencana, kapasitas produksi akan naik di kuartal I-2021 sehingga total kapasitas produksi CAKK menjadi 12,5 juta - 13 juta keramik per tahun dan kami akan berusaha memaksimalkan utilisasi produksi perusahaan," pungkas dia.
Selanjutnya: DPR apresiasi upaya Kementerian PUPR mendorong penggunaan produk dalam negeri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News