Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Melalui surat edaran, Kemenkes menetapkan ada jenis vaksin yang digunakan untuk program dosis lanjutan (booster). Seluruh vaksin itu sudah mengantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ada 6 jenis vaksin booster yang telah disetujui yakni CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, Zififax.
Mekanisme pemberian vaksin booster terdiri dari homolog dan heterolog. Homolog adalah vaksin yang hanya bisa diberikan kepada orang yang sebelumnya menerima jenis vaksin yang sama.
Heterolog adalah vaksin yang bisa diberikan pada penerima jenis vaksin berbeda. Semuanya diputuskan berdasarkan pengujian yang telah dilakukan oleh BPOM bersama sejumlah pihak terkait, seperti ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).
Baca Juga: Kabar Baik! Perjalanan Domestik, Orang yang Sudah Vaksin 2 Kali Tak Perlu antigen/PCR
Jenis-jenis mekanisme pemberian vaksin booster itu adalah:
- Sinopharm: homolog CoronaVac: homolog
- Pfizer: homolog AstraZeneca: homolog
- Moderna: homolog dan heterolog (AstraZeneca, Pfizer, dan Jhonson & Jhonson)
- Zififax: heterolog (Sinovac atau Sinopharm)
Selain itu, terdapat lima kombinasi pemberian vaksin booster:
- Vaksin primer AstraZeneca: Vaksin booster 1/2 dosis Moderna
- Vaksin primer AstraZeneca: Vaksin booster 1/2 dosis Pfizer
- Vaksin primer AstraZeneca: Vaksin booster 1 dosis AstraZeneca
- Vaksin primer Sinovac: Vaksin booster 1/2 dosis Pfizer
- Vaksin primer Sinovac: Vaksin booster 1/2 dosis AstraZeneca
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Booster Wajib atau Tidak? Ini Kata Kemenkes..."
Editor : Aryo Putranto Saptohutomo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News