Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan optimis permintaan kredit konstruksi tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu. Pasalnya, konstruksi masih menjadi fokus sektor Pemerintah pada tahun 2021 terutama pada pembangunan Infrastruktur.
Sementara dari sektor properti konstruksi pembangunan proyek-proyek perumahan semakin aktif sehingga akan mendorong permintaan pembiayaan.
Tahun lalu, sejumlah bank masih berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi meskipun dihadapkan dengan tekanan pandemi Covid-19 yang ditopang oleh sektor infrastruktur. Namun, bank yang fokus menggarap konstruksi di sektor properti masih mengalami penurunan permintaan kredit.
Baca Juga: Surat utang multifinance yang bakal jatuh tempo hingga Maret capai Rp 4,78 triliun
Hal itu tercermin pula dari data Bank Indonesia (BI) dimana kredit konstruksi dalam bentuk kredit investasi per Desember 2020 mencapai Rp 153,1 triliun atau meningkat 13,2% secara year on year (YoY).
Ini terutama ditopang oleh konstruksi proyek jalan tol di Jakarta dan Lampung. Sedangkan dalam bentuk kredit modal kerja tercatat turun 0,7% YoY jadi Rp 228,6 triliun.
PT Bank Mandiri Tbk salah satu yang masih sukses mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi. Per Desember 2020, kredit bank ini di sektor konstruksi mencapai Rp 57,4 triliun atau tumbuh dua digit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Komposisi portfolio sektor konstruksi ini masih didominasi oleh konstruksi infrastruktur yang mencapai 80% dengan kualitas kredit di sektor ini masih terjaga dengan baik," kata Rudi As Aturridha Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri pada KONTAN, Selasa (16/2).
Baca Juga: Debt service ratio naik, ini kata ekonom Bank Permata
Rudi bilang sektor konstruksi masih jadi salah satu sektor prioritas Bank Mandiri dalam menyalurkan kredit tahun ini. Pasalnya, sektor ini masih tetap jadi fokus pemerintah terutama untuk pembangunan infrastruktur.
Belanja infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021mengalami kenaikan. Perseroan memproyeksikan kredit konstruksi bakal tumbuh dua digit.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga masih mencatat pertumbuhan pada kredit konstruksi tahun lalu yang didukung oleh kredit untuk pengembangan infrastruktur. Hingga akhir 2020, outstanding kredit konstruksi bank ini mencapai Rp 51,9 triliun.
Senada dengan Bank Mandiri, BNI juga melihat permintaan terhadap kredit konstruksi pada tahun ini akan tetap tinggi mengingat kebutuhan pembangunan insfratruktur harus tetap berjalan.
"Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang menjadi kontributor terpenting dalam perekonomian nasional dan masuk dalam top 4 sektor yang menyumbang PDB terbesar," kata Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI.
Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan penurunan kredit konstruksi tahun lalu. Outstanding kredit konstruksi bank ini tercatat Rp 26,87 triliun atau turun 9,56% YoY.
Baca Juga: Diminta Erick Thohir kembali ke khitah, ini kata empat anggota bank BUMN
Namun, BTN melihat prospek kredit konstruksi tahun ini akan membaik. Perseroan melihat bahwa konstruksi perumahan terutama untuk proyek rumah tapak sudah mulai berjalan sehingga sudah mulai melakukan penarikan kredit.
Jika konstruksi ini terus berjalan maka perseroan melihat akan berdampak dalam mendorong penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) juga.
Hirwandi Gafar Direktur Consumer and Commercial Lending BTN mengatakan, perseroan tahun ini menargetkan menyalurkan kredit konstruksi sekitar Rp 15 triliun -Rp 20 triliun.
"Pengembang telah lanjutkan pengembangan karena pasar properti sudah dalam tren membaik dari Juni 2020 sampai Desember 2020. Tren itu akan berlanjut di 2021," pungkasnya.
Selanjutnya: Bank Bumi Arta mau diakuisisi Sea Group? Simak profilnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News