Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Net Interest Margin (NIM) Bank Mandiri meningkat jadi 5,05% dari posisi 4,93% pada Juni 2020 seiring dengan penurunan CoF bank only dari 2,5% menjadi 1,7%. Penurunan biaya dana itu karena perseroan mampu menjaga tren pertumbuhan dana murah.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan kinerja Bank Mandiri. Anak usahanya itu meraup pertumbuhan laba bersih 34,3% YoY.
Hery Gunardi Direktur Utama BSI mengatakan, profitabilitas sukses tumbuh karena BSI sudah beradaptasi setelah mempelajari kondisi pandemi yang berlangsung lebih dari selama satu setengah tahun terakhir.
"Kami melakukan cost efisiensi dan juga bisa menjalankan bisnis tanpa ketemu nasabah lewat layanan digital. Faktor kedua yang mendorong profitabilitas ini karena kami sudah melakukan pencadangan sangat besar tahun lalu sehingga tekanan untuk melakukan pencadangan tahun ini tidak sebesar tahun 2020," katanya dalam konferensi pers, Jumat (30/7).
Bank Mandiri melihat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan berdampak pada daya beli masyarakat. Namun, perseroan masih optimistis bisa mencapai rencana bisnis bank (RBB) yang sudah ditetapkan tahun ini.
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, optimisme tersebut setelah berkaca dari capaian semester I. Dalam menyalurkan kredit, perseroan akan selektif dengan memasukkan ke sektor-sektor potensial. BSI juga tidak merevisi RBB tahun dan optimis bisa mencapai target laba bersih sebesar sekitar Rp 2,9 triliun- Rp 3 triliun.
Sementara PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 22,2% YoY. Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan, pertumbuhan itu didorong oleh
kenaikan pendapatan operasional sebesar 8,7% yoy, serta stabilnya biaya operasional sehingga cost to income ratio (CIR) turun 45,1%. “Walau kinerja menggembirakan pada semester I , kami optimistis dengan tetap berhati-hati di tengah meningkatnya kembali wabah Covid-19,” ujarnya.