Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bali menjadi salah satu provinsi yang terdampak Covid-19. Untuk memulihkan ekonomi ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pun mencanangkan program Work From Bali (WFB) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenko Bidang Kemaritiman dan ASN tujuh kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kemenko Bidang Kemaritiman.
7 kementerian yang dimaksud yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian ESDM, Kemenparekraf, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, KLHK dan Kementerian Investasi.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo R.M. Manuhutu pun menjelaskan alasan mengapa Kemenko Marves mengambil kebijakan Work From Bali ini.
"Tingkat okupansi hotel-hotel di Bali hanya 10% dalam 14 bulan, ini mengakibatkan dampak ekonomi yang signifikan," ujar Odo dalam keterangan tertulis, Kamis (20/5).
Baca Juga: Pelonggaran Ekonomi Bikin Klaster Penularan Corona di Perkantoran Makin Menjadi
Tak hanya itu, Odo juga menjelaskan langkah tersebut diambil untuk meningkatkan rasa percaya wisatawan domestik sehingga mampu memulihkan perekonomian lokal. Dia berharap, peningkatan rasa percaya publik domestik ini dapat menciptakan dampak ganda yang membantu memulihkan perekonomian lokal baik.
“Setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk perjalanan dinas ke daerah, termasuk Bali, akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian lokal,” tambah Odo.
Menurut Odo, kebijakan WFB ini juga tidak ditetapkan secara serampangan dan tanpa mempertimbangkan faktor lain. Dia menyatakan bahwa pemerintah pun telah mengalokasikan anggaran bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat pada masa pandemi ini sebesar Rp 100 triliun.
“Jadi tidak benar bahwa pemerintah hanya memfokuskan biaya perjalanan dinas ASN untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata tanpa mempertimbangkan kebutuhan sosial masyarakat secara umum,” terangnya.
Tak hanya itu, beberapa poin yang disiapkan oleh pemerintah sebelum pemberlakuan kebijakan WFB adalah menggenjot program vaksinasi Covid 19 di Bali.
Baca Juga: Sambut program work from Bali, begini respons pengembang
Menteri Marves Luhut Panjaitan pada Maret lalu pun sudah meminta agar program vaksinasi di Bali diintensifkan dari 1,8 juta hingga 3 juta orang per Bulan Mei untuk membentuk kekebalan imunitas sehingga provinsi ini dapat menjadi zona hijau.
Pada Selasa (18/5), Kemenko Marves melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali dengan ITDC.
Dalam Mou tersebut disebutkan bahwa seluruh penyelenggaraan kegiatan di Bali dilakukan dengan standar dan protokol kesehatan yang ketat.
Baca Juga: Indonesia pledges new homes for relatives of doomed submariners
Selain itu, hampir seluruh hotel di kawasan The Nusa Dua telah memperoleh Sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, dan tengah menyelesaikan vaksinasi bagi hampir 10.000 pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan The Nusa Dua serta masyarakat desa penyangga.
Tidak hanya menerapkan Work from Bali. Upaya lain untuk pemulihan ekonomi Bali yakni dengan menggunakan Bali sebagai tempat penyelenggaraan 12 sidang internasional selama setahun ke depan.
Di samping itu, implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 10 tahun 2021 terus digalakkan guna menindak tegas setiap bentuk pelanggaran protokol kesehatan di era pandemi.
Selanjutnya: Simak instruksi Mendagri untuk PPKM Jawa Bali yang berlaku mulai hari ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News