Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menggiatkan kembali program kerja dari rumah atau work from home (WFH) harus kembali digalakkan. Hal ini lantaran, kasus positif Covid-19 dari klaster perkantoran semakin banyak.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui akun instagramnya @dkijakarta menyebut penularan Covid-19 meningkat di perkantoran yang karyawan atau pegawainya sudah menjalani vaksinasi Covid-19.
"Sebagian besar kasus konfirmasi Covid-19 di perkantoran terjadi pada perkantoran yang sudah menerima vaksinasi Covid-19," tulis Pemprov DKI, Minggu.
Klaster perkantoran disebut mengalami peningkatan dalam seminggu terakhir. Pemprov DKI mencatat pada 5-11 April 2021 terdapat 157 kasus positif Covid-19 di 78 perkantoran. Sedangkan pada 12-18 April 2021, jumlah positif Covid-19 meningkat menjadi 425 kasus dari 177 perkantoran.
Sementara itu, kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus bertambah. Per tanggal 25 April 2021, jumlah kasus baru Covid-19 bertambah sebanyak 896. Lalu pada 26 April 2921, jumlah kasus baru Covid-19 bertambah 749.
Baca juga: Data Corona Indonesia, Senin (26/4): Tambah 5.944 kasus, jangan lupa pakai masker
Dengan penambahan kasus tersebut, angka kumulatif kasus Covid-19 per 26 April 2021 berada di angka 405.812. Dari angka kumulatif tersebut, terdapat 392.595 orang dinyatakan sembuh, bertambah 1.294 orang dibandingkan hari kemarin.
Sedangkan pasien aktif Covid-19 bertambah berkurang 560 kasus, kini terdapat 6.557 pasien dalam perawatan atau isolasi. Sedangkan korban meninggal dunia bertambah 15 orang, kini terhitung 6.660 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Inilah alasan gejala Covid-19 bisa menyerupai parkinson
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, kemungkinan penyebab peningkatan klaster perkantoran lantaran euforia vaksinasi Covid-19. "Bisa jadi seperti itu (karena euforia vaksinasi)," ujar dia saat dihubungi melalui telepon, Senin (26/4/2021).
Dia sempat menyinggung salah satu bentuk euforia adalah kasus Rafi Ahmad yang setelah divaksin dan berharap untuk tetap mentaati protokol kesehatan, tapi justru malah lalai terhadap protokol kesehatan. "Kemarin juga kan begitu yang lagi viral. Divaksin untuk memberikan sosialisasi prokes, tapi setelah divaksin justru nggak taat prokes kan begitu," kata dia.
Padahal vaksinasi Covid-19, ucap dia, bukan satu-satunya solusi pengendalian penularan Covid-19, melainkan salah satu cara untuk memutus rantai penularan Covid-19. Selain vaksinasi, protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak harus tetap diterapkan.
"Bahwa vaksin itu salah satu bukan satu-satunya, salah satu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid, tetapi, cara yang paling ampuh itu dia 3M," ujar Andri.
Baca juga: Catat! Masa berlaku PCR dan antigen untuk KA jarak jauh berubah, ini informasinya
Disnaker, kata Andri, masih perlu melakukan survei dan penelitian lebih dalam untuk mengungkapkan penyebab klaster perkantoran meningkat. "Mungkin yang pertama karena vaksin, seakan dia sudah kebal padahal dia tidak seperti itu. Kedua mungkin karena udah kelamaan bosen juga nih. Orang ketika masuk kantor cuci tangan itu sudah jarang, padahal kita tetap memberikan menyediakan itu," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaster Perkantoran di Jakarta Meningkat karena Euforia Vaksinasi Covid-19",
Penulis : Singgih Wiryono
Editor : Sandro Gatra
Selanjutnya: Jangan sampai menular, ini cara membedakan batuk biasa dengan gejala Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News