Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, kemungkinan penyebab peningkatan klaster perkantoran lantaran euforia vaksinasi Covid-19. "Bisa jadi seperti itu (karena euforia vaksinasi)," ujar dia saat dihubungi melalui telepon, Senin (26/4/2021).
Dia sempat menyinggung salah satu bentuk euforia adalah kasus Rafi Ahmad yang setelah divaksin dan berharap untuk tetap mentaati protokol kesehatan, tapi justru malah lalai terhadap protokol kesehatan. "Kemarin juga kan begitu yang lagi viral. Divaksin untuk memberikan sosialisasi prokes, tapi setelah divaksin justru nggak taat prokes kan begitu," kata dia.
Padahal vaksinasi Covid-19, ucap dia, bukan satu-satunya solusi pengendalian penularan Covid-19, melainkan salah satu cara untuk memutus rantai penularan Covid-19. Selain vaksinasi, protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak harus tetap diterapkan.
"Bahwa vaksin itu salah satu bukan satu-satunya, salah satu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid, tetapi, cara yang paling ampuh itu dia 3M," ujar Andri.
Baca juga: Catat! Masa berlaku PCR dan antigen untuk KA jarak jauh berubah, ini informasinya
Disnaker, kata Andri, masih perlu melakukan survei dan penelitian lebih dalam untuk mengungkapkan penyebab klaster perkantoran meningkat. "Mungkin yang pertama karena vaksin, seakan dia sudah kebal padahal dia tidak seperti itu. Kedua mungkin karena udah kelamaan bosen juga nih. Orang ketika masuk kantor cuci tangan itu sudah jarang, padahal kita tetap memberikan menyediakan itu," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaster Perkantoran di Jakarta Meningkat karena Euforia Vaksinasi Covid-19",
Penulis : Singgih Wiryono
Editor : Sandro Gatra
Selanjutnya: Jangan sampai menular, ini cara membedakan batuk biasa dengan gejala Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News