kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Vladimir Putin dan Kim Jong Un Saling Tukar Janji Dukungan


Kamis, 14 September 2023 / 11:39 WIB
Vladimir Putin dan Kim Jong Un Saling Tukar Janji Dukungan
ILUSTRASI. Kim Jong Un menjanjikan dukungan penuhnya terhadap perjuangan suci Presiden Rusia Vladimir Putin melawan Ukraina. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjanjikan dukungan penuhnya terhadap “perjuangan suci” Presiden Rusia Vladimir Putin melawan Ukraina pada hari Rabu (13/9/2023).

Mengutip Fox News, Putin menjamu Kim untuk pertemuan puncak yang jarang terjadi di fasilitas luar angkasa di timur jauh Rusia pada hari Rabu. Ini merupakan pertemuan pertama keduanya dalam empat tahun. 

Diprediksi, Putin mencari dukungan lebih lanjut ke negara lain untuk perangnya di Ukraina karena sumber daya militer semakin terbatas. Sementara, rezim Kim ingin mendapatkan bantuan untuk program luar angkasa dan perekonomiannya yang terpuruk.

“Rusia kini bangkit dalam perjuangan suci untuk mempertahankan kedaulatan negaranya dan melindungi keamanannya,” kata Kim kepada pemimpin Rusia tersebut dalam kata-kata yang dirilis oleh Kremlin dalam sebuah video yang dilaporkan oleh Washington Post. 

Kim menambahkan, “Kami selalu mendukung semua keputusan Presiden Putin dan pemerintah Rusia. Saya berharap kita akan selalu berdiri bersama dalam perjuangan melawan imperialisme.”

Putin juga menyambut Kim dengan kata-kata hangat, dan berjanji akan memperkuat hubungan ekonomi selama 75 tahun ke depan. 

Baca Juga: Kim Jong Un-Vladimir Putin Saling Puji, Jong Un: Rusia akan Menang Lawan Kejahatan

Putin menyatakan bahwa, "Negara kami adalah negara pertama yang mengakui negara DPRK yang berdaulat dan merdeka." 

Rezim Putin dan Kim telah terisolasi dari komunitas global, seiring adanya gelombang sanksi yang menghancurkan perekonomian mereka dan menyisakan sedikit peluang untuk kemitraan lainnya.

Korea Utara bukanlah aktor pertama yang menjadi sasaran Rusia dalam upayanya mengisi kembali pasokan senjatanya. Putin juga telah membeli rudal dan drone peledak dari Iran, selain pasokan lainnya.

Sementara itu, AS telah memperingatkan bahwa kesepakatan senjata apa pun antara Korea Utara dan Rusia akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang disetujui oleh Rusia sendiri. Kesepakatan apa pun kemungkinan besar akan fokus pada peluru artileri dan amunisi.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik Saat Kim Jong Un Kunjungi Rusia

Rusia sebut pembicaraan dengan Korut penting

Melansir Reuters, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia kepada kantor berita RIA dalam sambutannya yang dipublikasikan pada hari Rabu, pembicaraan antara para pemimpin Rusia dan Korea Utara merupakan hal yang penting mengingat perubahan geopolitik di dunia.

Pertemuan antara Putin dan Kim diawasi dengan penuh oleh Washington dan sekutunya. Mereka menduga keduanya akan membahas kerja sama militer dan dapat menyepakati kesepakatan perdagangan senjata dan teknologi pertahanan.

Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan kepada kantor berita negara RIA bahwa perubahan geopolitik, yakni sinergi yang ditunjukkan oleh G20, perluasan blok BRICS di negara-negara berkembang dan proses de-dolarisasi, merupakan jalan keluar dari krisis tanpa akhir yang diciptakan Amerika Serikat.

Baca Juga: Rombongan Kim Jong Un Tiba di Rusia

Negara-negara BRICS pada bulan Agustus sepakat untuk menerima Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina dan Uni Emirat Arab dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mempercepat upaya merombak tatanan dunia yang dianggap sudah ketinggalan zaman.

“Tentu saja, dengan latar belakang ini, kontak bilateral menjadi sangat penting. Dan situasi di Semenanjung Korea, tentu saja, sangat penting bagi keamanan dan stabilitas di kawasan,” kata Zakharova yang dikutip RIA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

×