Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Mengutip Kompas.com, USS Gerald R. Ford memulai uji coba pelayaran sejak Juli 2017, setelah menjalani proses konstruksi selama delapan tahun. Ini adalah kapal induk dengan klasifikasi "supercarrier" dengan bobot lebih dari 100.000 ton.
USS Gerald R. Ford kelak akan menggantikan kapal induk kelas Nimitz yang masih beroperasi sejak mulai AS gunakan pada 1970-an. Namanya diambil dari Presiden AS ke-38.
Kapal induk kelas Nimitz bisa berlayar dengan kecepatan di atas 30 knot, mengarungi perairan selama 90 hari tanpa harus mengisi ulang perbekalan, dan meluncurkan pesawat terbang ratusan kilometer dari sasaran.
Salah satu kapal induk kelas Nimitz adalah USS Theodore Roosevelt yang bisa berlayar 159 hari tanpa singgah di pelabuhan saat bertugas dalam Operasi Enduring Freedom.
Baca Juga: Kapal induk AS di Laut China Selatan, China: Ini tidak kondusif untuk perdamaian
Desain kelas Nimitz memang telah mengakomodasi berbagai teknologi terbaru dalam beberapa dekade terakhir, tetapi tetap saja kemampuannya terbatas untuk teknologi terbaru.
Nah, USS Gerald R. Ford dirancang untuk mengikuti teknologi terbaru, dengan desain yang jauh lebih efisien. Salah satu yang AS tingkatkan kemampuannya adalah dek yang juga berfungsi sebagai landasan pacu.
Bisa mengangkut 75 pesawat
Dengan teknologi baru, USS Gerald R. Ford bisa melayani 160 sortie sehari dan bisa ditingkatkan hingga maksimal 270 sortie sehari.
Pada Maret 2020 lalu, USS Gerald R. Ford mencapai pelayanan 1.000 kali pendaratan pesawat sayap tetap (fixed wing) menggunakan Advanced Arresting Gear (AAG).
Baca Juga: Militer AS nomor 1 dan Rusia peringkat 2, begini perbandingan kekuatannya