Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menyetujui vaksin virus corona baru keempat buatan lokal untuk penggunaan darurat. Vaksin yang dikembangkan oleh kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China menambah persenjataan dalam memerangi pandemi.
Gao Fu, Kepala CDC China, memimpin pengembangan vaksin subunit protein yang telah disetujui oleh regulator pada pekan lalu untuk penggunaan darurat, Institut Mikrobiologi Akademi China mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (15/3), seperti dikutip Channel News Asia.
Ini adalah vaksin keempat buatan negeri tembok raksasa yang mendapat persetujuan penggunaan darurat. China telah menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh tiga perusahaan mereka untuk penggunaan umum.
Vaksin tersebut dikembangkan bersama oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmacies dan Chinese Academy of Sciences.
Baca Juga: Australia akan tetap gunakan vaksin AstraZeneca meski ditangguhkan di beberapa negara
Uji klinis di Indonesia
Tim menyelesaikan uji klinis fase satu dan dua pada Oktober tahun lalu. Dan saat ini, menurut Institut Mikrobiologi Akademi China, sedang melakukan uji coba fase terakhir di Uzbekistan, Pakistan, dan Indonesia.
Vaksin tersebut disetujui untuk digunakan di Uzbekistan pada 1 Maret lalu.
Vaksin subunit protein mirip dengan banyak vaksin lain yang telah disetujui secara global dalam hal melatih tubuh untuk mengenali protein lonjakan yang menutupi permukaan vaksin virus corona.
Meskipun, perbedaannya terletak pada bagaimana vaksin memberitahu tubuh untuk mengenali protein.
Baca Juga: China bakal permudah aturan visa bagi penerima vaksin buatannya
Para ilmuwan menumbuhkan versi protein yang tidak berbahaya di dalam sel dan kemudian memurnikannya, sebelum dikembangkan menjadi vaksin dan disuntikkan.
Tidak ada informasi yang tersedia untuk umum di jurnal ilmiah peer-review tentang data uji klinis yang menunjukkan kemanjuran atau keamanan dari vaksin tersebut.
Seorang juru bicara Anhui Zhifei Longcom Biopharmacies mengatakan, data tersebut tidak bisa dibagikan saat ini. Tetapi, mereka secara aktif memberikan informasi tersebut kepada otoritas kesehatan.
Selanjutnya: Ada kasus vaksin AstraZeneca, WHO imbau negara-negara untuk tidak hentikan vaksinasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News