Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Influenza kembali ke Eropa pada tingkat yang lebih cepat dari perkiraan musim dingin ini, setelah hampir menghilang tahun lalu, meningkatkan kekhawatiran tentang twindemic berkepanjangan dengan Covid-19.
Penguncian, pemakaian masker, dan jarak sosial yang telah menjadi norma di Eropa selama pandemi Covid-19 melumpuhkan flu musim dingin tahun lalu, untuk sementara membasmi virus yang secara global membunuh sekitar 650.000 per tahun, menurut angka Uni Eropa.
Tetapi, sekarang telah berubah ketika negara-negara di Eropa mengadopsi langkah-langkah yang kurang ketat untuk memerangi Covid-19 karena vaksinasi yang meluas.
Sejak pertengahan Desember tahun lalu, virus flu telah beredar di Eropa pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) melaporkan bulan ini, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Musim Liburan Imlek, Kota di China dalam Kondisi Waspada Tinggi Covid-19
Pada Desember lalu, jumlah kasus flu di unit perawatan intensif Eropa (ICU) meningkat terus ke puncak dengan 43 pasien pada minggu terakhir tahun ini, data ECDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan.
Tapi, angka itu jauh di bawah tingkat pra-pandemi, dengan kasus flu mingguan di ICU memuncak lebih dari 400 pada periode yang sama pada 2018, misalnya.
Meski begitu, angka tersebut adalah peningkatan besar dibandingkan dengan tahun lalu, ketika hanya ada satu kasus flu di ICU sepanjang Desember, data menunjukkan.
Kembalinya virus bisa menjadi awal dari musim flu yang luar biasa panjang, yang bisa berlanjut hingga musim panas, pakar utama ECDC tentang influenza Pasi Penttinen mengatakan kepada Reuters.
Baca Juga: Uni Eropa: Dengan Omicron, Dunia akan Bergerak Cepat Menuju Skenario Mendekati Endemi
"Jika kita mulai mencabut semua tindakan (pembatasan), kekhawatiran besar yang saya miliki untuk influenza adalah, karena kita sudah lama sekali hampir tidak ada sirkulasi di populasi Eropa, mungkin kita akan beralih dari pola musiman normal," katanya.
Dia mengungkapkan, mengurangi langkah-langkah pembatasan Covid-19 di musim semi bisa memperpanjang sirkulasi flu jauh melampaui akhir normal musim Eropa pada Mei nanti.
Sebuah twindemic bisa memberikan tekanan berlebihan pada sistem kesehatan yang sudah kewalahan, ECDC menyebutkan dalam laporannya.
Di Prancis, tiga wilayah termasuk Paris, menghadapi epidemi flu, menurut data yang Kementerian Kesehatan Prancis rilis pekan lalu. Wilayah lainnya berada dalam fase pra-epidemi.
Musim ini, Prancis sejauh ini mencatat 72 kasus flu serius, dengan enam kematian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News