Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
Menteri Luar Negeri AS saat itu Mike Pompeo menyatakan, sanksi tersebut merupakan sinyal yang jelas bahwa "Amerika Serikat akan sepenuhnya menerapkan CAATSA" serta "tidak akan mentolerir transaksi signifikan dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya menyatakan, niat Washington menjatuhkan sanksi kepada Ankara atas pembelian S-400 adalah manifestasi dari ketidakhormatan terhadap mitra utama NATO.
Rusia mengumumkan pada September 2017, mereka telah menandatangani kesepakatan senilai US$ 2,5 miliar dengan Turki untuk pengiriman sistem rudal anti-pesawat S-400 ke Ankara.
Berdasarkan kontrak tersebut, Ankara menerima satu set resimen sistem rudal pertahanan udara S-400. Kesepakatan itu termasuk transfer sebagian teknologi produksi ke Turki.
Baca Juga: AS jatuhkan sanksi, Erdogan: Serangan terbuka terhadap hak kedaulatan Turki
Turki adalah negara anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara semacam itu dari Rusia. Pengiriman peluncur S-400 ke Turki dimulai pada 12 Juli 2019.
Karena Turki belum menyerah pada tekanan dan tidak akan membatalkan pembelian S-400, AS telah mengeluarkan Ankara dari program pengembangan jet tempur F-35 generasi kelima.
S-400 Triumf adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh dan menengah terbaru yang mulai beroperasi pada 2007. Ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, kapal, dan rudal balistik, tapi juga bisa digunakan menyerang instalasi darat.
Rudal S-400 dapat menyerang target pada jarak hingga 400 km dan ketinggian sampai 30 km.
Selanjutnya: AS mengancam, Turki tetap aktifkan sistem rudal S-400 buatan Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News