kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tsunami Covid-19 di India terburuk di dunia


Jumat, 23 April 2021 / 12:09 WIB
Tsunami Covid-19 di India terburuk di dunia
ILUSTRASI. Dalam 24 jam terakhir saja, (India) memiliki 300.000 kasus, dan itu pasti jumlahnya masih akan bertambah. REUTERS/Francis Mascarenhas

Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Banyak warga di Amerika meyakini bahwa pandemi Covid-19 terburuk telah berakhir. Tapi kondisi berbeda tampak di India saat ini. Setiap hari, tampak lebih buruk dari hari sebelumnya.

"Dalam 24 jam terakhir saja, (India) memiliki 300.000 kasus, dan itu pasti jumlahnya masih akan bertambah," kata Dr. Kavita Patel, kontributor medis Yahoo News

Dia menambahkan, “Di beberapa bagian India, seperti Mumbai dan New Delhi, 1 dari 3 atau 1 dari 4 orang dinyatakan positif, (dan itu) sebenarnya, sekali lagi, perkiraan yang terlalu rendah. Akibatnya, rumah sakit India penuh. Sekarang ada penjatahan terkait penanganan medis, termasuk dokter, perawat, oksigen, tempat tidur, persediaan.”

Melansir Yahoo News, jika membandingkan antara AS dan India, Amerika mencatatkan puncak kasus Covid-19 pada musim dingin ini, dengan rata-rata 260.000 kasus Covid-19 baru setiap hari. Bagaimana dengan India? Setelah meroket 122% selama 14 hari terakhir, jumlah kasus harian India telah melewati ambang tersebut hingga dua kali pada minggu ini. Kurva sangat terjal, hampir vertikal.

Menurut Bhramar Mukherjee, seorang ahli biostatistik di University of Michigan, jika virus terus menyebar pada kondisi yang sama, India bisa mencapai rata-rata setengah juta kasus harian baru pada bulan depan. Angka yang belum pernah ada di negara lain. Tingkat kematian kemungkinan besar akan menyusul. Selama dua minggu terakhir saja, angka tersebut telah melonjak 128%.

Baca Juga: Eropa & Asia diserang Covid-19 gelombang baru, ini cara mengurangi risiko dari corona

Pada titik ini, India menyumbang sekitar 1 dari setiap 3 kasus baru secara global. Tingkat penyebarannya adalah yang tercepat di dunia. Dan tsunami tidak menunjukkan tanda-tanda akan surut dalam waktu dekat. Bisa dikatakan, tsunami Covid-19 di India merupakan yang terburuk di dunia.

Tetapi masalah yang lebih besar adalah bahwa angka-angka mengerikan ini hanya menceritakan sebagian dari cerita. Untuk satu hal, India saat ini menguji pada tingkat yang jauh lebih rendah (sekitar 1 tes per 1.000 penduduk per hari) daripada pengetesan di negara-negara Barat seperti AS (5,5), Prancis (8) atau Inggris (21 ). 

Baca Juga: Ini cara paling mudah untuk melindungi diri dari Covid-19, penasaran?

Sementara itu, di New Delhi, salah satu wilayah yang paling terpukul di India, hasil tes positif mencapai 30% minggu ini, yang mendorong penguncian selama enam hari. Kombinasi pengujian yang tidak memadai dan tingginya angka yang positif menunjukkan bahwa ratusan ribu infeksi tidak terdeteksi setiap hari.

Banyak kematian akibat Covid-19 juga terlewatkan. India saat ini mencatat rata-rata lebih dari 1.100 kematian setiap hari, tingkat tertinggi kedua di dunia setelah Brasil. 

Akan tetapi, seperti yang dijelaskan oleh Ramanan Laxminarayan, seorang ekonom dan ahli epidemiologi yang merupakan pendiri dan direktur Center for Disease Dynamics, Economics & Policy, dalam wawancara baru-baru ini dengan New Yorker, “Kami tidak tahu penyebab kematian empat dari lima orang di waktu normal di India karena hanya satu dari lima kematian yang tercatat secara medis. Dan itu berlanjut selama Covid-19."

Laxminarayan melanjutkan, pada saat yang sama tingkat pengujian sangat rendah sehingga orang yang tidak dites dan kemudian meninggal karena stroke atau serangan jantung yang kemungkinan terkait Covid-19 tidak akan dilaporkan sebagai kematian karena corona. 

Dengan kata lain, jumlah kasus positif Covid-19 dan angka kematiannya kemungkinan jauh lebih besar.

Baca Juga: Di negara tetangga Indonesia ini, virus corona mengamuk

Menurut investigasi Reuters yang diterbitkan Senin, beberapa kota besar (India) melaporkan jumlah kremasi dan penguburan yang jauh lebih besar di bawah protokol virus corona daripada jumlah kematian resmi Covid-19. Data itu dihimpun dari krematorium dan pekerja pemakaman, media dan tinjauan terhadap data pemerintah. 

Di Surat, misalnya, Reuters melaporkan bahwa selama seminggu terakhir, dua fasilitas telah mengkremasi lebih dari 100 jenazah setiap hari tanpa protokol Covid-19, jauh melebihi angka kematian resmi Covid-19 harian kota sekitar 25. 

Di Lucknow, data dari krematorium terbesar khusus Covid-19 menunjukkan bahwa jumlah jenazah yang tiba pada enam hari berbeda di bulan April, dua kali lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang tercatat di seluruh kota. 

Baca Juga: PM Modi sebut India sedang menghadapi badai virus corona

Di tempat lain, India Today melaporkan bahwa dua fasilitas Bhopal saja mengkremasi 187 mayat pada hari-hari ketika jumlah kematian resmi kota mencapai lima kasus. Di Ahmedabad pekan lalu, 63 mayat dari satu rumah sakit khusus Covid-19 dikremasi pada hari ketika seluruh kota mencatat hanya 20 kematian akibat virus corona.

Selanjutnya: Lebih dari 50 penumpang pesawat dari India tujuan Hong Kong positif Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×