Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Melalui kerjasama dengan perusahaan multimoda, PURA sekaligus berusaha menjawab akan perlunya adaptasi di era baru pada dunia logistik pengiriman angkutan barang B2B. Pada akhirnya, diharapkan kerjasama ini dapat mengoptimalkan laba PURA ke depannya.
PURA sendiri telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 30 miliar untuk tahun ini. Dana capex akan berasal dari hasil konversi Waran PURA-W. Selain untuk beberapa hal yang sudah sebelumnya disebutkan, capex juga akan digunakan untuk pengembangan sistem IT.
Ariel mengatakan, PURA akan mengedepankan implementasi IT system dalam setiap armada dan driver supaya meminimalkan turnover dan mempercepat proses administrasi. Selain itu system yang baik akan meningkatkan disiplin driver dan semua SDM PURA.
Baca Juga: Begini pengaruhnya bisnis Adaro Energy (ADRO) terkait harga minyak dunia yang naik
"Fokus bisnis PURA tahun ini adalah pengangkutan, serta penambahan client basis di sektor raw material, bahan pokok, building material, infrastruktur, agriculture, dan komoditas," katanya.
PURA juga masih merealisasikan pengiriman pembelian truk yang tertunda. Untuk tahun ini, akan terealisasi sampai dengan 75% pengiriman kendaraan hasil dari kontrak pembelian.
Ariel menyebut, untuk kontrak pengiriman air minum dalam kemasan sudah berjalan sementara produk paper roll masih dalam proses. "Perihal nilai kontrak, kami tidak berdasarkan nilai seperti kontraktor, tetapi berdasarkan kemampuan daya angkut volume yang kami distribusikan. Kami optimistis, utilitas kendaraan kami akan meningkat menjadi 90% di tahun 2021," pungkas Ariel.
Adapun PURA berhasil mencatat laba tahun berjalan Rp 4,28 miliar di kuartal III-2020, naik 84,20% dari periode yang sama sebelumnya yang sebesar Rp 2,32 miliar. Kenaikan laba ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan dan efisiensi biaya yang dilakukan PURA.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) cetak penjualan US$ 764,7 juta di tahun 2020
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020, tercatat pendapatan usaha PURA sebesar Rp 77,55 miliar, naik 41,02% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 54,98 miliar. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari peningkatan jasa angkut dari pihak ketiga sebesar Rp 17,06 miliar atau naik 69,18% dari periode yang sama sebelumnya yang sebesar Rp 24,66 miliar.
Manajemen PURA mencatat, net profit margin pada 30 September 2020 dan 30 September 2019 masing-masing dan adalah 5,52% dan 4,22%. Sementara itu, return on asset pada 30 September 2020 dan 30 September 2019 masing-masing adalah 1,03% dan 1,05% serta return on equity pada 30 September 2020 dan 30 September 2019 masing-masing dan berturut-turut adalah 1,14% dan 1,28%.
Selanjutnya: Simak faktor-faktor yang akan mempengaruhi penjualan Indocement (INTP) di awal tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News