kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren harga bahan pangan mulai naik, pemerintah diminta antisipasi produksi


Senin, 07 Desember 2020 / 09:05 WIB
Tren harga bahan pangan mulai naik, pemerintah diminta antisipasi produksi

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2020 Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri menuturkan bahwa, ritme bahan pangan mulai terpantau naik.

Sebut saja untuk komoditas pangan seperti cabai dan bawang merah. Abdullah menambahkan kedua komoditas pangan tersebut memang sudah terganggu dari segi ketersediaan sejak lama.  Stok yang ada saat ini dinilai tidak sebesar yang semestinya.

Hal tersebut lantaran musim penghujan yang kini masih berlangsung serta beberapa daerah juga disebut sudah tidak memproduksi kedua komoditas pangan tersebut. "Kalau dilihat ritmenya hampir semua naik ya, tinggal bisa nggak pemerintah atau kita berpacu agar produksi aman, saat permintaan tinggi jelang natal dan tahun baru nanti?" jelas Abdullah saat dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (6/12).

Baca Juga: KKP bantu UMKM pengolahan dan pemasaran ikan terdampak Covid-19 di Jateng

Abdullah menyebut jika produksi atau ketersediaan dapat diantipasi, maka kemungkinan kenaikan yang terjadi takkan setinggi tahun sebelumnya. Namun melihat saat ini, Abdullah memprediksi kenaikan komoditas pangan nantinya bisa akan lebih tinggi dari tahun lalu. 

Kenaikan harga bahan pangan juga disebut akan terus melaju jika produksi nantinya kurang mencukupi, sedangkan permintaan akan semakin melonjak saat mendekati Natal dan tahun baru. "Harga cukup tinggi misal harga cabe TW atau cabe merah besar aja Rp 60.000. Ini rata-rata harga menurut kami sangat tinggi," ungkapnya.

Adapun kenaikan permintaan jelang akhir tahun dan Natal biasanya mulai terjadi setelah tanggal 15 Desember. Saat ini Abdullah mengungkap permintaan masyarakat masih cenderung stabil pada hari biasa.

"Ini masih belum begitu kenaikan permintaan. Kalau hari biasa belum naik, kecuali Sabtu Minggu ya. Ini sampai kapan harga naik kami juga belum tahu karena stok juga nggak tinggi," kata Abdullah.

Baca Juga: Ini dia lima kebijakan untuk dorong pemulihan ekonomi nasional

Selain semua jenis cabai alami kenaikan harga, komoditas lainnya juga ikut merangkak naik yaitu beras, minyak goreng, sayur mayur, gula pasir, daging ayam dan telur.

Harga bahan pangan tersebut di pasaran Abdullah menyampaikan ialah, cabai TW atau cabe besar Rp 60.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 55.000, cabe keriting Rp 51.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 43.000 per kilogram. Kemudian cabai rawit merah Rp 50.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 37.000 per kilogram, minyak goreng saat ini Rp 13.900 per liter dari sebelumnya Rp 13.000 per liter.

Lalu bawang merah Rp 36.000 perkilogram dari sebelumnya Rp 33.000 per kilogram, bawang putih Rp 30.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 28.500, dan gula pasir kini Rp 14.000 per kilogram dari sebelumnya 13.700 per kilogram.

Sementara itu, Kepala Bidang Harga Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi menuturkan, untuk harga dan ketersediaan pangan pokok dan strategis relatif aman menjelang akhir tahun dan Natal. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan atau diwaspadai berlebihan untuk harga dan ketersediaan pada akhir tahun ini," kata Inti.

Peningkatan harga dinilai masih normal menjelang natal lantaran meningkatnya permintaan. Diantaranya beras dan bawang merah. Beras disampaikan Inti harganya pada bulan Desember hanya naik 0,3% dibanding bulan November. Melihat kenaikan tersebut, pihaknya memprediksi di awal tahun pun kenaikan harganya masih jauh di bawah 1%.

Baca Juga: BI sebut lima kebijakan ini dapat mendorong pemulihan ekonomi Indonesia

Untuk saat ini ketersediaan beras sangat aman, dimana stok akhir tahun sekitar 6,4 juta ton. Kemudian bawang merah dan bawang putih akan ada kenaikan harga sedikit, yakni kurang dari 1%, menjelang Natal karena meningkatnya permintaan. "Ketersediaan dua komoditas ini cukup. Stok bawang putih juga masih mencukupi kebutuhan," jelas Inti.

Adapun untuk cabai merah, Inti mengungkapkan diprediksi akan naik harganya disebabkan karena wilayah sentra memasuki masa akhir musim panen dan peningkatan permintaan menjelang Natal.

Untuk daging ayam dan telur ayam harga juga akan mengalami sedikit kenaikan. Kenaikan tersebut lantaran meningkatnya permintaan, serta pengaruh skenario pengurangan produksi karena rendahnya harga pada September hingga Oktober di peternak lantaran over supply. "Kemudian harga minyak goreng yang cenderung naik karena kenaikan harga CPO. Trennya memang naik terus untuk minyak goreng," tutur Inti.

Selanjutnya: Penyaluran kredit UMKM masih loyo, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×