kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.596.000   -9.000   -0,35%
  • USD/IDR 16.792   22,00   0,13%
  • IDX 8.569   30,79   0,36%
  • KOMPAS100 1.185   4,18   0,35%
  • LQ45 849   3,60   0,43%
  • ISSI 305   0,28   0,09%
  • IDX30 438   2,47   0,57%
  • IDXHIDIV20 514   2,84   0,56%
  • IDX80 132   0,60   0,45%
  • IDXV30 138   0,54   0,39%
  • IDXQ30 141   0,78   0,56%

TMII Ubah Wajah Nataru: Dari Pesta Meriah ke Perayaan Penuh Arti


Senin, 29 Desember 2025 / 03:40 WIB
TMII Ubah Wajah Nataru: Dari Pesta Meriah ke Perayaan Penuh Arti
ILUSTRASI. Taman Mini Indonesia Indah (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Reporter: Leni Wandira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menyambut libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di bawah pengelolaan InJourney Destination Management (IDM) menegaskan kesiapan menghadirkan pengalaman wisata akhir tahun yang aman, berkualitas, serta sarat makna budaya dan kepedulian sosial.

Pada momentum Nataru tahun ini, InJourney Group mengusung tema besar “Hadiah dari Hati adalah Perjalanan Penuh Arti” dengan semangat #MelayaniSepenuhHati. Tema tersebut diterapkan secara serentak di seluruh destinasi pariwisata InJourney, termasuk TMII, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan.

Direktur Utama InJourney Destination Management Febrina Intan menyampaikan, libur Nataru selama ini identik dengan tradisi berbagi hadiah. Karena itu, TMII dihadirkan sebagai “hadiah” dalam bentuk pengalaman budaya yang bermakna, bukan sekadar hiburan semata.

“Pada libur Nataru ini, TMII mengusung sub-tema ‘Hadiah dari Jelajah Budaya adalah Kisah Penuh Makna’. TMII hadir sebagai hadiah, bukan berupa benda, melainkan pengalaman yang penuh sukacita dan nilai,” ujar Febrina dalam keterangan resmi, Minggu (28/12/2025).

Menurutnya, IDM menerapkan pendekatan pengelolaan destinasi yang terintegrasi, mulai dari peningkatan kualitas layanan, penguatan budaya lokal, pengelolaan mobilitas pengunjung, hingga kurasi acara yang relevan bagi keluarga lintas generasi.

Baca Juga: Bikin Penasaran, Ini Daftar Merek Motor Baru yang Datang ke Indonesia pada 2025

“Setiap destinasi kami rancang sebagai ruang kebersamaan keluarga untuk merayakan akhir tahun sekaligus menemukan kembali nilai-nilai budaya Indonesia,” tambahnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya, TMII pada periode Nataru 2025–2026 menghadirkan beragam aktivasi budaya dan nonbudaya multisensori yang berlangsung mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Rangkaian acara meliputi pertunjukan budaya, tradisi hidup, kuliner Nusantara, hingga musik modern yang dipadukan dengan nuansa tradisional.

Pelaksana Tugas Direktur Utama TMII Ratri Paramita menyampaikan bahwa TMII kini berevolusi menjadi destinasi budaya modern yang edukatif, inklusif, ramah lingkungan, serta memberi dampak berkelanjutan bagi masyarakat.

“Momentum Nataru ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga momen budaya dan kebersamaan. Kami ingin menghadirkan hadiah melalui jelajah budaya sebagai kisah penuh makna,” ujarnya.

Ratri menambahkan, TMII turut memberdayakan lebih dari 50 UMKM, artisan lokal, dan komunitas budaya, sehingga perayaan akhir tahun tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Lonjakan Mobilitas Nataru, Penumpang Angkutan Umum Tembus 10 Juta

Sebagai bagian dari program “Sukaria Ga Ada Habisnya”, TMII bekerja sama dengan Gebyar Komunikasi menghadirkan Sorak Sorai Festival 2.0 sepanjang periode Nataru. Festival ini menampilkan konser musik dari Slank, Barasuara, NDX, Vieratalle, hingga Soulfu, serta beragam sajian kuliner Nusantara, instalasi seni, air mancur menari, dan aktivitas ramah keluarga.

Direktur Utama Gebyar Komunikasi Danny K. Armananta menyebut, festival ini dirancang sebagai perayaan budaya yang inklusif dan lintas generasi.

“Seluruh rangkaian program kami kemas sebagai ‘hadiah pengalaman’ bagi pengunjung yang ingin merayakan akhir tahun dengan cara berbeda,” katanya.

Selain festival musik, pengunjung juga dapat menikmati berbagai atraksi lain seperti Light Installation Hutan Menyala Dongeng Nusantara, Circus Nusantara, Animal Parade Jagat Satwa Nusantara, Jazz Senja Nusantara, hingga Parade Budaya Diklat Anjungan TMII.

Dari sisi operasional, TMII memperkuat manajemen keramaian terintegrasi, kesiapan fasilitas dan mobilitas internal, layanan digital, serta protokol keamanan yang lebih responsif guna memastikan kenyamanan pengunjung.

Tonton: 8 Titik Perayaan Tahun Baru di Jakarta, Monas Ditiadakan

Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, TMII memutuskan untuk tidak menggelar pesta kembang api pada malam Tahun Baru. Keputusan ini diambil sebagai bentuk empati terhadap masyarakat di sejumlah daerah yang tengah terdampak bencana.

Sebagai gantinya, TMII akan menggelar Doa Seribu Lilin dan aksi penggalangan dana terbuka.

“Tahun Baru bukan semata tentang perayaan, tetapi juga tentang kepedulian dan solidaritas sebagai satu bangsa,” demikian pernyataan manajemen TMII.

Kesimpulan

TMII menyambut libur Nataru 2025/2026 dengan pendekatan berbeda: menempatkan budaya, kebersamaan, dan kepedulian sosial sebagai inti perayaan, bukan sekadar hiburan massal. Melalui ragam aktivasi budaya, festival musik lintas generasi, pemberdayaan UMKM, serta pengelolaan destinasi yang terintegrasi dan aman, TMII menegaskan transformasinya sebagai destinasi budaya modern yang inklusif dan berkelanjutan. Keputusan meniadakan pesta kembang api dan menggantinya dengan Doa Seribu Lilin menjadi penegasan sikap bahwa perayaan akhir tahun juga dapat menjadi ruang empati dan solidaritas nasional.

Selanjutnya: Ekonomi Indonesia 2026 Diproyeksi Kalah dari Target Pemerintah? Ini Penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×