kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terbalik, Penthouse di Korut Bukan Buat Orang Kaya Tapi Kaum Tak Punya


Senin, 18 April 2022 / 11:30 WIB
Terbalik, Penthouse di Korut Bukan Buat Orang Kaya Tapi Kaum Tak Punya
ILUSTRASI. Bagi masyarakat di banyak negara, tinggal di penthouse adalah impian. Bagaimana dengan Korea Utara? KCNA melalui REUTERS

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KCNA memberitakan, pekerja menjamin kualitas konstruksi dan apartemen baru serta bangunan lain yang penggunaannya ditujukan untuk layanan pendidikan, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan. Hal ini akan mendorong menjadikan ibu kota menjadi kota "yang utama". 

Pada hari Kamis media pemerintah menunjukkan Kim meresmikan cluster perumahan lain, kali ini untuk anggota elit, termasuk pembawa acara TV terkenal.

Itu adalah gedung-gedung bertingkat rendah, masing-masing hanya setinggi beberapa lantai.

Pasokan listrik meningkat secara signifikan di bawah Kim, memunculkan beberapa peluang kehidupan malam baru. Akan tetapi Korea Utara masih bergulat dengan kekurangan dan terkadang infrastruktur yang buruk.

Banyak yang beralih ke panel surya individu untuk menghasilkan listrik. Hal ini membuat banyak masyarakat memiliki barang elektronik. Akan tetapi, pemerintah Korut tidak dapat memberi daya pada fasilitas seperti lift dan pasokan air.

Lee Sang-yong, pemimpin redaksi Daily NK, sebuah situs web berbasis di Seoul yang melaporkan tentang Korea Utara, mengatakan seorang sumbernya melaporkan bahwa apartemen untuk orang biasa belum siap untuk ditinggali.

Baca Juga: Korea Utara Bakal Luncurkan Senjata Nuklir ke Korea Selatan Jika Diserang

Jendela hanya memiliki bingkai dan keran air, meskipun terpasang, tidak berfungsi. Akan tetapi, apartemen mewah yang baru saja selesai dilengkapi dengan perabotan dan peralatan.

Untuk memastikan apartemen bertingkat tinggi yang baru populer, Korea Utara harus lebih meningkatkan pasokan listrik dan air, dan mengatasi kekhawatiran tentang kualitas konstruksi, tambahnya.

Jung mengatakan ketika dia tinggal di Pyongyang, kebanyakan lift bekerja hanya dua kali sehari, selama jam sibuk dari jam 6 pagi sampai jam 8 pagi, dan waktu yang sama di malam hari.

Tekanan air yang rendah sering memaksa mereka yang tinggal di lantai yang lebih tinggi untuk membawa air ke atas dari permukaan tanah, atau memasang mesin pompa khusus mereka sendiri, tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

×