Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Taiwan melaporkan bahwa pada hari Rabu (9/8), 10 pesawat angkatan udara China memasuki zona pertahanan udara Taiwan, disokong oleh lima kapal perang China yang melakukan patroli "kesiapan tempur".
Kejadian ini telah diidentifikasi oleh Taiwan sebagai serangan udara terbesar kedua dalam minggu ini.
Sebelumnya, China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam tiga tahun terakhir, Taiwan telah berulang kali menyatakan keprihatinannya terkait aktivitas militer China di dekat perbatasannya.
Baca Juga: China Tak Bisa Dipercaya untuk Menengahi Perdamaian Rusia-Ukraina karena Ancam Taiwan
Hal ini terjadi di tengah upaya Beijing yang meningkatkan tekanan untuk mempengaruhi Taiwan agar mengakui kedaulatan China.
Rincian serangan menunjukkan bahwa mulai pukul 9 pagi waktu setempat, Kemenhan Taiwan mendeteksi total 25 pesawat China. Di antara pesawat tersebut termasuk pesawat tempur J-10 dan J-16, serta pembom H-6.
Sepuluh dari pesawat-pesawat ini melintasi garis median Selat Taiwan, yang sebelumnya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi, atau memasuki bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ).
ADIZ adalah area yang dipatroli oleh Taiwan untuk memberi waktu bagi pasukannya menanggapi ancaman potensial. Penting untuk dicatat bahwa pesawat China belum memasuki wilayah udara Taiwan.
Baca Juga: Siapa Saja Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2023? Cek Posisi Indonesia
Militer Taiwan merespons dengan mengirim kapal dan pesawat untuk berjaga-jaga. Pada hari Minggu sebelumnya, Taiwan telah melaporkan tingkat aktivitas militer China yang serupa.
Dalam konteks hubungan internasional, China telah melakukan serangkaian latihan militer di sekitar Taiwan. Pada bulan April, setelah kunjungan Presiden Tsai Ing-wen ke Amerika Serikat dan pertemuan dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy, China menggelar latihan.
Bulan Agustus lalu, China kembali melakukan latihan serupa sebagai protes terhadap kunjungan Ketua DPR saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.
Baca Juga: Pesawat Angkatan Laut AS Terbang Melalui Selat Taiwan, Ini yang Dilakukan China
Situasi menjadi semakin tegang ketika Wakil Presiden Taiwan, William Lai, berangkat ke Amerika Serikat dalam perjalanan ke Paraguay.
Meskipun dianggap sebagai kunjungan transit, hal ini telah memicu kemarahan China. Duta besar Beijing untuk AS bahkan menyatakan bahwa mencegah Lai mengunjungi Amerika Serikat menjadi "prioritas" mereka.
Di tengah ketegangan ini, pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis menegaskan penolakan terhadap klaim kedaulatan China, dengan menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak memutuskan masa depan negara mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News