Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) alias Inalum pada tahun ini bakal meningkatkan porsi penjualan aluminium ke pasar domestik. Inalum menargetkan pasokan ke pasar dalam negeri mencapai 80% dari total penjualan.
Direktur Pelaksana PT Inalum (Persero) Oggy Achmad Kosasih menyampaikan, pihaknya memprioritaskan konsumsi aluminium di dalam negeri untuk menunjang pertumbuhan dan daya saing industri. Pada tahun 2020, penjualan domestik aluminium Inalum tercatat 75%, sementara 25% lainnya dipasok ke pasar ekspor.
"Untuk 2021, direncanakan Inalum akan meningkatkan porsi penjualan domestik mencapai 80% dari total penjualan," kata Oggy kepada Kontan.co.id, Minggu (28/2).
Dia mengungkapkan, pandemi covid-19 pada tahun lalu tidak berdampak signifikan terhadap produksi aluminium Inalum. Induk usaha Mining Industry Indonesia (MIND ID) sebagai holding pertambangan BUMN ini memproduksi aluminium sebanyak 245.000 ton.
Baca Juga: Lebih tertarik dengan India, bagaimana kesepakatan Tesla dengan Indonesia?
Jumlah itu memang 101% dari target tahun 2020. Namun, capaian tersebut lebih rendah 2% jika dibandingkan realisasi tahun 2019. Menurut Oggy, capaian produksi 2020 masih sesuai dengan kondisi pasar saat itu.
"Covid-19 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja produksi. Hal ini dikarenakan Perusahaan melaksanakan maintenance peralatan sesuai jadwal, serta ketersediaan sparepart dan bahan baku sesuai yang diperlukan," jelas Oggy.
Namun lain halnya dari sisi penjualan. Kata Oggy, pandemi covid-19 cukup memberikan dampak, khususnya terhadap penjualan domestik aluminium pada periode Kuartal II-2020. Kala itu demand industri menurun karena perlambatan proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Inalum pun menyiasatinya dengan mengalihkan penjualan domestik yang tidak terserap ke pasar ekspor. Alhasil, penurunan penjualan Inalum pada tahun 2020 bisa ditekan, yakni hanya merosot 1,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun lalu, volume penjualan Inalum mencapai 250.000 ton. Meski turun tipis dibandingkan tahun 2019, namun secara target tahunan, angka itu mencapai 103% dari target penjualan Inalum di 2020. "Sehingga secara keseluruhan baik dari sisi produksi dan penjualan, tahun 2020 Inalum mampu memenuhi target dari pemegang saham," ungkap Oggy.
Meski begitu, pada tahun ini Inalum mematok target yang lebih rendah dibandingkan realisasi produksi dan penjualan aluminium pada 2020. Secara umum target produksi Inalum di 2021 lebih rendah 3% dari tahun 2020, sedangkan untuk target penjualan turun 5%.
Oggy mengatakan, penurunan target produksi dan penjualan tersebut mempertimbangkan pengerjaan modernisasi tungku (upgrading pot) pada fasilitas peleburan aluminium di Sumatera Utara. "Penurunan target produksi dan penjualan bukan dikarenakan covid-19, namun Perusahaan akan mulai melakukan proyek pot upgrading untuk meningkatkan kapasitas pabrik aluminium ke depannya," jelas Oggy.
Dengan upgrading pot tersebut, Inalum menargetkan kapasitas produksi bisa meningkat menjadi 300.000 metrik ton per tahun. Modernisasi tungku yang merupakan salah satu proyek strategis Inalum itu sedang dalam tahap finalisasi kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
"Hal ini penting, mengingat tungku reduksi merupakan bagian utama dari bisnis perusahaan, sehingga pelaksanaannya harus benar-benar dipastikan berjalan sesuai dengan rencana," ungkap Oggy.
Proyek modernisasi tungku itu diestimasikan selesai pada November 2022. Dengan begitu, Inalum berharap pada tahun 2023 telah bisa beroperasi dengan tungku berteknologi terbaru sehingga bisa meningkatkan produktivitas.
Oleh sebab itu, Oggy menegaskan bahwa meski porsi pasar domestik akan ditingkatkan, namun perluasan pasar ekspor tetap digarap. Yakni melalui kerjasama dengan MIND ID Trading Co., anak usaha di bidang trading house. "Inalum juga akan bekerjasama dengan trading house lainnya dalam melakukan ekspor. Dengan harapan agar brand name Inalum lebih tetap terjaga dalam pasar internasional," pungkas Oggy.
Selanjutnya: Antam (ANTM) kantongi izin ekspor bauksit 1,89 juta ton hingga tahun 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News