Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
“Sambil menyelam minum air, jadi kami sembil mengembangkan CSR memberdayakan petani-petani tersebut, kami sambil belajar bagaimana mengelola PLTS sedemikian rupa, sehingga nantinya pada saat bukit asam masuk ke PLTS skala besar, PTBA sudah punya pengalaman operasionalnya, manajemennya, perawatannya, dan sebagainya,” terang Surya.
Menurut Surya, ambisi untuk menjadi perusahaan energi di tahun 2026 sejatinya merupakan bagian program-program strategi jangka panjang PTBA dalam mendukung program net zero emission pemerintah di tahun 2060. Selain menjadi perusahaan energi, program lainnya yang juga dicanangkan PTBA meliputi program coal-to-chemicals industry development melalui hilirisasi batubara yang memberikan nilai tambah, manajemen karbon.
Pada program coal-to-chemicals industry development, PTBA menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemical Inc untuk proyek gasifikasi program pemrosesan batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Rencananya, proyek gasifikasi batubara dalam kerja sama ini akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun untuk diproses menjadi 1,4 juta ton dimethyl eter (DME). Produk ini diproyeksikan mampu membantu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun.
Sementara itu, pada program manajemen karbon, PTBA mencanangkan reduksi emisi kegiatan operasional melalui berbagai cara, mulai dari mengganti peralatan tambang yang berbasis diesel menjadi berbasis listrik alias elektrifikasi peralatan tambang, reforestasi, optimasi hauling road, dan masih banyak lagi.
Program manajemen karbon lainnya yang juga dicanangkan PTBA meliputi program carbon offset dan studi pengembangan teknologi carbon capture utility storage (CCUS) melalui kerja sama dengan lembaga penelitian maupun dengan profesional yang berpengalaman.
Selanjutnya: Bukit Asam (PTBA) pasang target produksi 37 juta ton batubara pada tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News