kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sulur bisnis taipan Chairul Tanjung di industri perbankan


Kamis, 21 Oktober 2021 / 11:15 WIB
Sulur bisnis taipan Chairul Tanjung di industri perbankan

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

Rights issue ini diperkirakan akan mendapatkan izin dari OJK pada 6 Desember 2021. Periode perdagangan saham dengan HMETD dijadwalkan pada 14-16 Desember dan pencatatan saham rights issue di BEI direncanakan digelar pada 20 Desember. 

Bank Bengkulu juga direncanakan masih akan ditambah modalnya. Pemprov Bengkulu sudah mengizinkan Mega Corpora mengambil saham Bank daerah ini hingga 26%.  Per Juni 2021, Bank Bengkulu tercatat baru memiliki modal inti sebesar Rp 1,03 triliun dan Mega Corpora belum terdampak dalam nama pemegang saham bank karena penambahan modalnya masih berproses. 

Menurut Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan, ekpansi bisnis bank yang dilakukan CT Group menunjukkan bahwa perusahaan konglomerasi ini memiliki modal yang cukup kuat atau kemungkinan sudah menampung para investor yang akan ikut berinvestasi di jaringan bank di bawah naungan grup milik Chairul Tanjung tersebut. 

Dia melihat prospek bisnis perbankan di dalam naungan CT Group akan baik. Pasalnya, Allo bank akan dikembangkan menjadi bank digital dimana layanannya akan teritegrasi dengan bank yang jadi sister company-nya. 

"Konsolidasi ini tentu akan menghasilkan efisiensi. Mega Copora tidak perlu berinvestasi untuk pengembangan digitalisasi di masing-masing bank. Digitalisasi BPD masih sangat lambat saat ini. Dengan masuk ke CT Group mereka bisa terintegrasi dengan layanan digital di Groupnya selain dengan mendapat tambahan modal," kata Trioksa pada Kontan.co.id, Rabu (20/10).

Dari sisi bisnis, lanjutnya, prospek bisnis bank-bank CT Group ini juga akan cukup baik. BPD yang sudah memiliki captive market dari ASN di wilayahnya masing-masing, bisa memperluas target pasarnya ke sektor usaha CT Group lainnya yang cukup variatif mulai dari ritel, perhotelan, tambang properti, media dan lain-lain. 

Bank-bank CT Group yang lain juga bisa lebih leluasa ekspansi ke daerah. "Jadi akan bank-bank itu akan bersinergi positif. Selain sudah ada captive market, potensi pasarnya mereka akan semakin terbuka," kata Trioksa. 

Trioksa melihat konsolidasi CT Group dengan bank daerah akan dilakukan lewat skema Kelompok Usaha Bank (KUB). Seperti diketahui, OJK telah menetapkan bank umum wajib memiliki modal inti minimum Rp 3 triliun per akhir 2022. Namun, regulator memberikan insentif bagi bank yakni hanya perlu modal inti Rp 1 triliun namun harus mencari inang yang kuat lewat KUB yang bisa mengampunya. 

Dengan begitu, bank daerah yang ada di CT Group tentunya tidak perlu menambah modal hingga Rp 3 triliun. CT Group yang memiliki modal kuat bisa membantu bank-bank ini jika seandainya mengalami kesulitan likuiditas. 

Selanjutnya: Bank-bank kecil jadi incaran akuisisi investor lokal dan global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×