Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
"Seiring dengan tren kenaikan suku bunga deposito tersebut, berdampak pada biaya dana BRI yang sedikit meningkat, namun demikian peningkatan tersebut masih dapat dikontrol dan dikelola dengan baik," ujar Agustya.
Terkait pengelolaan likuiditas, BRI mengaku akan fokus pada penghimpunan dana murah (CASA) dimana porsi CASA (Giro dan Tabungan) BRI pun terus meningkat menjadi 65,49% pada triwulan II 2023. Di sisi lain, BRI akan terus fokus menyalurkan kreditnya pada high yield loan untuk memaksimalkan profitabilitas.
Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menerapkan suku bunga deposito rupiah yang bervariasi yaitu sebesar 2,25% untuk rentang tenor 1 bulan, 2,50% untuk tenor 3 bulan, dan 2,75% untuk tenor 6 bulan.
Adapun untuk rentang tenor 12 dan 24 bulan adalah sebesar 3%. Sementara untuk Deposito valas saat ini bervariasi antara 0,75%% hingga 1,75%.
Peneliti ekonomi digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda meniai, selama The Fed tidak menurunkan suku bunga acuan, suku bunga acuan Bank Indonesia juga akan sulit turun.
"Dengan masih bertahannya suku bunga acuan BI, saya rasa suku bunga deposito akan tetap bahkan meningkat karena suku bunga kredit juga tidak turun atau kemungkinan akan meningkat," katanya.
Melihat ketidakpastian ekonomi global saat ini, menurutnya The Fed tidak akan menurunkan suku bunga acuan hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu, bisa jadi suku bunga acuan BI akan tetap tertahan dan suku bunga perbankan juga tidak akan bergerak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News