kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sudah vaksinasi penuh, masyarakat AS bebas keluar rumah tanpa masker


Sabtu, 15 Mei 2021 / 16:15 WIB
Sudah vaksinasi penuh, masyarakat AS bebas keluar rumah tanpa masker

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada hari Kamis (13/5) menyatakan bahwa semua orang yang telah menerima vaksinasi penuh boleh beraktivitas tanpa masker lagi.

Nantinya, semua yang telah menerima vaksin secara penuh tidak perlu memakai masker di luar ruangan dan dapat menghindari memakainya di dalam ruangan di sebagian besar tempat.

CDC berharap pedoman baru ini bisa mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin dan membuat lebih banyak orang untuk mau menerima vaksin.

Dilansir dari Reuters, Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan pedoman baru itu didasarkan pada penurunan tajam kasus, perluasan vaksin untuk orang yang lebih muda dan kemanjuran vaksin terhadap berbagai varian virus corona.

Baca Juga: Panel WHO: Banyak negara abaikan ancaman pandemi dan tidak siap menghadapinya

Pedoman baru ini juga disambut dengan baik oleh Presiden AS Joe Biden. Dalam sambutannya di Gedung Putih hari Kamis, Biden tampil tanpa menggunakan masker lagi.

"Saya pikir ini adalah batu loncatan yang luar biasa, hari yang hebat. Jika Anda telah divaksinasi penuh, Anda bisa melepas masker dan menyapa orang lain dengan menunjukkan senyuman," ungkap Biden.

Meskipun demikian, CDC masih merekomendasikan penerima vaksinasi penuh untuk menggunakan masker di pesawat, kereta api, bandara, pusat transit, angkutan massal dan tempat-tempat seperti rumah sakit dan kantor dokter.

Langkah awal menuju normal

Pembaruan pedoman oleh CDC jelas merupakan langkah besar untuk kembali ke kehidupan pra-pandemi, normal, tanpa masker di semua kondisi.

Masker menjadi masalah politik di AS ketika Presiden Donald Trump saat itu menolak menggunakan masker di tempat publik. Tingkah Trump ini tentunya diikuti oleh jutaan pendukung setianya, menyebabkan lonjakan kasus yang masif di Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Kabar gembira, 2 miliar vaksin Covid-19 bakalan tersedia di India

Bahkan setelah Biden menjabat, masih banyak negara bagian yang tidak mengeluarkan mandat wajib bermasker di berbagai kondisi. Hal ini jadi salah satu tantangan AS dalam pengentasan Covid-19.

Rencana bebas masker untuk para penerima vaksin ini telah diungkapkan oleh CDC dan Biden sejak bulan April lalu dan mulai menjadi perhatian khusus di AS.

Dikutip dari Reuters, pada akhir April, CDC mengatakan orang yang divaksinasi penuh dapat dengan aman melakukan aktivitas luar ruangan seperti berjalan kaki dan hiking tanpa masker.

Tetapi, memakai masker tetap direkomendasikan di sejumlah ruang publik tertentu, persis seperti pengumuman resmi CDC pekan ini.

Baca Juga: Mengintip terapi kotoran sapi di India yang dipercaya mampu menangkal Covid-19

CDC juga meminta orang yang kekebalannya terganggu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melepaskan masker secara total.

Setelah ini CDC akan berupaya menyiapkan pedoman baru terkait penggunaan masker di sektor transportasi. Pemerintah AS bulan lalu memperpanjang persyaratan masker di seluruh jaringan transportasi hingga 13 September.

Administrasi Keamanan Transportasi mengatakan akan bekerja sama dengan CDC untuk mengevaluasi kebutuhan arahan ini.

Pedoman perjalanan baru nantinya akan membuat semua orang AS, yang telah menerima vaksinasi penuh, untuk melakukan perjalanan tanpa perlu melakukan karantina setelah perjalanan internasional dan tidak perlu melakukan uji Covid-19 jika berinteraksi dengan orang tanpa gejala.

Selanjutnya: Menyebar luas, kini varian Covid-19 India ada di 44 negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×