kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SKK Migas: Proyek Tangguh Train 3 berpotensi mundur ke 2022


Jumat, 02 Juli 2021 / 10:30 WIB
SKK Migas: Proyek Tangguh Train 3 berpotensi mundur ke 2022

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan adanya potensi Proyek Tangguh Train 3 oleh BP Berau Ltd mundur jadwal operasinya ke 2022. Sejatinya, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini diharapkan bisa rampung pada tahun ini. 

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan pemunduran jadwal dikarenakan terjadinya outbreak kasus covid pada area pengerjaan proyek. Hal ini membuat pembatasan pekerja terpaksa harus dilakukan.

"Agak berat untuk bisa onstream pada tahun ini. Sekarang tidak bisa lagi bekerja dengan 13 ribu pekerja dilapangan seperti dulu," jelas Julius kepada Kontan.co.id, Rabu (30/6).

Julius mengungkapkan, saat ini jumlah pekerja yang bisa dioptimalkan hanya sebanyak 8.000 hingga 9.000. Adapun, saat ini analisa lebih lanjut masih dilakukan SKK Migas. Proyek Tangguh Train 3 dinilai bisa mundur ke kuartal I maupun kuartal II 2022 mendatang.

Baca Juga: Hingga Juni, tujuh proyek migas sudah onstream

Julius menambahkan, hingga saat ini pengerjaan offshore telah mencapai 99%, sementara pengerjaan onshore mencapai 90%. "Masih kita lakukan optimasi terus. Yang terhambat (pengerjaan) yang di onshore," kata Julius.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengungkapkan terkendalanya proyek migas pada situasi saat ini membuat investor pun sulit mencapai produktivitas yang diperlukan.

"Sulit memang karena pembatasan jumlah personel di lapangan, restriksi perjalanan. Ini semua membuat produktivitas proyek terhambat, juga di lain sisi investor/KKKS juga lebih berhati-hati dalam mengeluarkan dana investasinya dalam kondisi masih volatile saat ini," jelas Moshe kepada Kontan.co.id, Kamis (1/7).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai perlu ada komunikasi antara BP selaku KKKS dengan SKK Migas demi pengambilan kebijakan yang lebih tepat. Meskipun menemui kendala, Komaidi mengungkapkan proyek harus tetap didorong untuk bisa berjalan sesuai target yang ditetapkan.

"Dengan adanya pembatasan jumlah tenaga kerja yg diperbolehkan harus dicarikan cara agar tetap produktif," sambung Komaidi.

7 Proyek migas onstream

SKK Migas memastikan hingga pertengahan tahun ini sudah ada 7 proyek migas yang rampung alias onstream. Raihan ini mencapai 58,3% dari total 12 proyek yang diharapkan bisa rampung.

Investasi pada ketujuh proyek tersebut sebesar US$ 1,457 miliar atau setara Rp 21,12 triliun dan memberikan tambahan produksi minyak sebesar 9.850 Barrel Oil Per Day (BOPD) dan gas sebesar 474,5 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD).

Julius mengungkapkan tujuh proyek meliputi adalah EPF Belato2 Seleraya Merangin Dua, EOR Jirak Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, Gas Supply to RU-V Pertamina Hulu Mahakam, West Pangkah Saka Indonesia Pangkah Ltd, Merakes Eni East Sepinggan dan North Area Jindi South Jambi Block B.

Keberhasilan ini pun dinilai dapat menekan laju penurunan produksi alamiah yang terjadi. 

“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan telah berhasil menyelesaikan 58,3% dari target. Kami optimis seluruh proyek hulu migas yang ditargetkan di tahun 2021 dapat diselesaikan semuanya karena lima proyek lainnya sedang dalam proses dan masih sesuai dengan perencanaan,” kata Julius dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (29/6).

Julius melanjutkan kehadiran proyek-proyek migas ini bakal berkontribusi untuk penciptaan lapangan kerja di tengah situasi pandemi Covid-19.

Seiring kembali meningkatnya kasus dan adanya pengetatan kebijakan pemerintah untuk menerapkan usaha pencegahan pandemi Covid-19, maka kegiatan usaha hulu migas juga melakukan langkah-langkah antisipasi agar kegiatan tetap mencapai target.

“Sejak masuk kuartal II, laju pertambahan kasus Covid-19 di hulu migas justru cenderung melandai dibanding akhir tahun 2020 hingga kuartal pertama 2021. Namun demikian tetap ada kenaikan risiko akibat interaksi sosial saat masa lebaran yang harus juga diantisipasi,” tambah Julius.

Komaidi mengungkapkan raihan ini menjadi bekal penting dalam upaya perbaikan iklim investasi. "Ini jadi contoh bagi pelaku usaha lain, bahwa pemerintah berkomitmen kuat terhadap berjalannya proyek-proyek migas yang telah disetujui," jelas Komaidi.

Komaidi menilai, dengan sisa waktu yang ada maka masih memungkinkan target 12 proyek dapat tercapai pada tahun ini.

Selanjutnya: Prospek lifting migas di tengah pandemi yang belum berakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×