Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Para menteri menyatakan kemungkinan itu akan berlanjut dan suntikan penguat mungkin diperlukan.
Pengujian juga harus lebih mudah dan lebih cepat. Tes yang dilakukan sendiri, seperti breathalyser, harus menggantikan metode usap tenggorokan yang tidak nyaman.
Para menteri mengatakan Covid-19 bisa "dijinakkan" jika tidak ditaklukkan. Mereka menata apa yang mereka sebut new normal.
"Pada waktunya, bandara, pelabuhan laut, gedung perkantoran, mal, rumah sakit, dan lembaga pendidikan dapat menggunakan perangkat ini untuk menyaring staf dan pengunjung."
Orang dengan Covid akan pulih di rumah karena gejalanya sebagian besar ringan dan kontak dekat akan divaksinasi.
Baca Juga: Jepang sumbangkan 1 juta vaksin Covid-19 ke Taiwan dan Vietnam, Indonesia menyusul
Karena kebanyakan kasus tidak terlalu serius, kebutuhan untuk pelacakan kontak dan karantina akan rendah.
Perubahan besar lain adalah Singapura akan tidak lagi melaporkan jumlah kasus harian.
“Daripada memantau jumlah infeksi Covid-19 setiap hari, kami akan fokus pada hasil: berapa banyak yang jatuh sakit parah, berapa banyak di unit perawatan intensif, berapa banyak yang perlu diintubasi untuk oksigen, dan sebagainya. Ini seperti bagaimana kita sekarang memantau influenza," ujar tiga menteri Singapura tersebut
Para menteri menulis opini di Straits Times untuk menjadi cara bagi Singapura menavigasi jalan keluar dari Covid-19, melanjutkan acara-acara besar dan membuka lagi perjalanan internasional.
Namun, para menteri itu menekankan saat ini Singapura tidak pada tahap di mana rencana pasca-Covid dapat dimulai. Untuk saat ini, pembatasan akan tetap berlaku.
Tapi peta jalan ini untuk transit ke era new normal. "Sejarah telah menunjukkan bahwa setiap pandemi akan berjalan dengan sendirinya," sebut mereka.
Selanjutnya: Covid-19 mulai mengancam anak-anak, ini rencana Singapura untuk melindunginya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News