Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun ini PT PP (Persero) Tbk (PTPP) optimistis bisa menumbuhkan pendapatan usaha (revenue) dan laba bersih (net profit) dibandingkan perolehan tahun lalu. Emiten konstruksi plat merah ini pun menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut.
Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya menargetkan kontrak baru sebesar Rp 30 triliun. Angka itu tumbuh 35% dibandingkan realisasi kontrak baru PTPP pada tahun 2020 yang besar Rp 22 triliun.
Sejalan dengan kenaikan target kontrak baru, pada tahun ini PTPP membidik pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 35%. Sedangkan laba bersih PTPP ditarget bisa tumbuh hingga 235% dibandingkan realisasi tahun lalu.
"Untuk mencapai pertumbuhan kinerja tersebut, PTPP akan memaksimalkan burning perolehan proyek tahun 2020 untuk menjadikan pendapatan yang di jual tahun ini," kata Yuyus kepada Kontan.co.id, Selasa (9/3).
Baca Juga: PTPP raih kontrak baru senilai Rp 1,077 triliun hingga Februari
Selanjutnya, PTPP bakal meningkatkan kualitas penetrasi pemasaran, antara lain dengan mengubah pola dan strategi pemasaran fokus pada proyek-proyek pareto dengan pendanaan yang jelas. Lalu, memperluas segmentasi pasar masuk ke pasar-pasar potensial.
"Dengan demikian akan meningkatkan perolehan kontrak baru dan meningkatkan burning ratio. Smart recycling asset juga akan dilakukan tahun ini dan juga strategi defensif lainnya," terang Yuyus.
Selain itu, insentif di sektor properti yang dikucurkan pemerintah pada awal tahun ini bakal menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kinerja PTPP dan anak usaha, khususnya PT PP Properti Tbk (PPRO).
Insentif sektor properti yang diberikan pemerintah antara lain berupa Loan to Value (LTV) 100% atau DP 0%, serta insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah tapak dan rumah susun siap huni (ready stock) dari Maret hingga Agustus 2021.