kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap ekspansi, Sreeya Sewu (SIPD) siapkan modal kerja Rp 700 miliar


Rabu, 18 Agustus 2021 / 09:35 WIB
Siap ekspansi, Sreeya Sewu (SIPD) siapkan modal kerja Rp 700 miliar

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) emiten produksi pakan, ayam pedaging dan makanan olahan menyatakan tahun ini stabil menggunakan working capital sebesar Rp700 miliar.

Sri Sumiyarsi, Direktur SIPD mengungkapkan dana tersebut dipakai dalam tiga tahun ke depan dan didapatkan dari inventory hingga beberapa vendor yang memberikan fasilitas kepada Perseroan. "Membicarakan serapan capex, kita membicarakan working capital. Hingga kini, kami masih stabil di angka Rp700 miliar," jelasnya saat melangsungkan paparan publik, Senin (16/8).

Ke depannya, Sri melanjutkan, SIPD akan meningkatkan kapasitas produksi dengan berekspansi di-breeding. Adapun lokasi dan tempatnya masih dalam pencarian.

Sri berharap, dalam waktu dekat bisa mendapatkan lokasi yang tepat dan cukup bagus. Ia menambahkan, dana investasi yang digunakan menggunakan besaran Rp700 miliar untuk tiga tahun ke depan.

Baca Juga: Strategi Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP) capai target bisnis tahun ini

SIPD melanjutkan, tahun ini menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar double digit. Direktur Utama PT Sreeya Sewu Indonesia Tommy Wattimena Widjaja menyatakan pihaknya percaya diri hal ini bisa tercapai. "Ada faktor eksternal yang jadi tantangan tahun ini, misalnya harga jagung belum membaik, harga kedelai masih tinggi, demand masih rendah sehingga profitability akan terdampak,” kata Tommy.

Sebagai catatan, pada tahun 2020, laba bersih perseroan turun signifikan 64,56% yoy dari menjadi Rp 28,27 dari tahun 2019 Rp 79,77 miliar.

Penurunan laba bersih terjadi sebagai dampak penurunan aktivitas ekonomi secara nasional. Kebijakan tersebut menyebabkan kelebihan pasokan ayam pada tahun 2020 karena daya beli masyarakat menurun.

Kelebihan pasokan ayam menyebabkan pelemahan harga ayam broiler dan ayam umur sehari atau Day Old Chick (DOC).

Di tahun 2020, perseroan menghadapi tantangan fluktuasi harga bahan baku SBM (Soya bean Meal) atau bungkil kacang kedelai yang tinggi, kemudian pelemahan harga DOC dan live bird serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Baca Juga: Tambah gerai, Erajaya Swasembada (ERAA) serap capex Rp 93 miliar pada semester I

Di sisi lain, program pemusnahan (culling program) Kementerian Pertanian untuk menstabilkan harga ayam, mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku dan berimbas pada kenaikan beban biaya produksi perusahaan.

Lebih jauh, di tahun 2020 perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 4,34 triliun atau meningkat 7,21% dibandingkan penjualan bersih tahun 2019 sebesar Rp 4,05 triliun.

Adapun untuk straregi bisnis tahun ini, Managing Director Foods PT Sreeya Sewu Indonesia Dicky Saelan turut menjelaskan, perusahaan menjalankan strategi performance to solution yakni peningkatan kualitas produk pakan ternak, keunggulan pelayanan yang cepat tanggap, serta menyediakan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 

"Perseroan juga meningkatkan kapasitas pembibitan (breeding) untuk menunjang utilisasi produksi pakan ternak. Kemudian memperluas penerapan sistem Smart Farm agar para peternak lebih mudah mengontrol manajemen budidaya ayam dalam meningkatkan produktivitasnya," jelasnya.

Ia menambahkan, di sektor hilir perusahaan membangun distribusi rantai dingin (cold chain) dan logistik yang kuat, peningkatan eksekusi penjualan dengan dukungan dari Command Centre, dan peningkatan portofolio food melampaui sektor poultry.

Ia menguraikan, untuk meningkatkan gairah konsumen, perusahaan membuat strategi promosi yang menarik dan meningkatkan kualitas ayam untuk mendongkrak nilai tambah produk perusahaan. Selain itu, perusahaan melakukan langkah antisipasi penguatan manajemen risiko untuk menjaga pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Dicky mengungkapkan, caranya adalah dengan menjaga kelancaran arus kas melalui efisiensi biaya dan menerapkan penggunaan capex berdasarkan tingkat prioritas. 

“Dalam menjaga dan memperkuat pertumbuhan pendapatan, di kuartal ke dua, kami telah meluncurkan inovasi produk bernilai tambah yaitu Produk Ayam Nanas, produk ayam pertama di Indonesia yang diberi pakan ekstrak nanas sehingga menghasilkan daging ayam yang lebih sehat, empuk dan gurih. 

Selain itu, perseroan meluncurkan Produk Pakan Burung premium Pertama di Indonesia menggunakan formula khusus yang dilengkapi dengan protein serangga,” pungkas Dicky.

Selanjutnya: Segmen otomotif menopang pendapatan Bintraco Dharma (CARS) di semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×