kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah 2,5 tahun negosiasi, AS akhirnya perpanjang fasilitas GSP untuk Indonesia


Minggu, 01 November 2020 / 17:00 WIB
Setelah 2,5 tahun negosiasi, AS akhirnya perpanjang fasilitas GSP untuk Indonesia

Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

Lima besar ekspor produk GSP Indonesia sampai dengan Agustus 2020 adalah:

  • HS 94042100: matras, baik karet maupun plastik senilai US$ 185 juta
  • HS 71131929: kalung dan rantai emas senilai US$ 142 juta
  • HS 42029231: tas bepergian dan olahraga sebanyak US$ 104 juta
  • HS 38231920: minyak asam dari pengolahan kelapa sawit senilai US$ 84 juta
  • HS 40112010: ban penumatik radial untuk bus atau truk senilai US$ 82 juta

Sementara, lima besar ekspor produk GSP Indonesia pada tahun 2019 adalah:

  • HS 71131929: kalung dan rantai emas senilai US$ 225 juta
  • HS 40112010: ban pneumatic radial untuk bus atau truk senilai US$ 145 juta
  • HS 42029231: tas bepergian dan olahraga sebanyak US$ 142 juta
  • HS 71131950: perhiasan dari logam berharga selain perak senilai US$ 112 juta
  • HS 38231920: minyak asam dari pengolahan kelapa sawit sebanyak US$ 95 juta

Isu  mengenai  GSP  ini  selalu  dibawakan  oleh  Indonesia  dalam semua kesempatan pertemuan dengan AS.

"Dalam  kunjungan  Menteri Luar Negeri AS  tiga hari  yang  lalu  ke  Indonesia  baik dalam pertemuan bilateral dengan saya  dan kunjungan kehormatan kepada Presiden RI, isu GSP ini juga kita bahas bersama," ujar Retno.

Baca Juga: Ini prioritas Muhammad Lutfi setelah dilantik menjadi Dubes Indonesia untuk AS

Pemberian  fasilitas  GSP  ini  merupakan  salah  satu  wujud  konkrit kemitraan  strategis  kedua  negara  yang  tidak  hanya  membawa manfaat positif bagi Indonesia namun juga menguntungkan bisnis AS.

Retno menambahkan, Indonesia menyambut baik keputusan USTR ini  dan mudah-mudahan  dapat  terus  dimanfaatkan  untuk memperkuat perdagangan Indonesia dengan AS.

Perdagangan  yang  kuat  antara  Indonesia-AS, kata Retno, diharapkan  akan menjadi katalis bagi peningkatan investasi kedua negara.

AS merupakan negara tujuan ekspor non migas terbesar RI kedua setelah China dengan total nilai perdagangan dua-arah mencapai US$ 27 miliar pada tahun 2019.

Sementara, ekspor Indonesia ke AS pada periode Januari-Agustus 2020 mencapai US$ 11,8  miliar atau meningkat  hampir  2%  dibandingkan  periode  sama tahun 2019 sebesar US$  11,6 miliar. Kenaikan ini terjadi di tengah situasi pandemi, dan saat impor AS dari seluruh dunia turun 13%.

Selanjutnya: Dongkrak ekspor ke AS, Kemendag targetkan GSP selesai dalam waktu dekat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×