kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain India, ini negara-negara yang juga mengalami lonjakan kasus Covid-19


Rabu, 05 Mei 2021 / 03:30 WIB
Selain India, ini negara-negara yang juga mengalami lonjakan kasus Covid-19

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

Pada 1 Mei, India melaporkan rekor 401.993 kasus baru dalam 24 jam sebelumnya, sementara kematian menyentuh angka tertinggi baru 3.689 pada hari berikutnya. Itu menjadi rekor terburuk dibanding semua negara yang ada. 

Rumah sakit dan krematorium nasional di India bekerja lembur untuk mengatasi orang sakit dan melonjaknya jumlah kematian. 

Memperparah krisis, fasilitas perawatan kesehatan juga menghadapi kekurangan oksigen. Ini membuat sejumlah rumah sakit tidak dapat merawat pasien yang tertekan dengan paru-paru yang terinfeksi virus corona yang terengah-engah di depan pintu rumah mereka.

Laos yang berada di urutan teratas lonjakan kasus, sempat hanya mencatat 60 kasus sejak dimulainya pandemi hingga 20 April silam. Bahkan negara itu sempat mencatat nol kematian akibat virus corona. Tetapi pengamanan perbatasan yang keropos membuat negara itu lebih sulit untuk menekan penyeberangan ilegal. 

Laos yang diperintah komunis telah memerintahkan penguncian di ibukotanya Vientiane dan melarang perjalanan antara ibu kota dan provinsi. Menteri Kesehatan Laos juga sudah meminta bantuan kepada negara tetangga seperti Vietnam untuk mendapatkan bantuan termasuk sumber daya yang menyelamatkan jiwa. 

Nepal dan Bhutan telah menyaksikan lonjakan kasus, yang berasal dari sebagian warga negaranya yang kembali dari negara yang terinfeksi. Nepal, juga sudah mengidentifikasi kasus varian baru dari India, memiliki sumber daya terbatas untuk memerangi virus.

Ali Mokdad, Kepala Pejabat Strategi Kesehatan Populasi di Universitas Washington menyatakan, kondisi pandemi saat ini sangat serius. Lantaran varian baru akan membutuhkan vaksin baru dan booster untuk mereka yang sudah divaksinasi. 

Mokdad mengatakan, kesulitan ekonomi negara-negara miskin membuat pertempuran semakin sulit.

Baca Juga: WHO: India dan Brasil sumbang lebih dari setengah kasus corona dunia pada pekan lalu

Thailand, yang berusaha menghidupkan kembali industri pariwisatanya yang sakit, baru saja memberlakukan kembali karantina wajib selama dua minggu untuk semua pengunjung. 

Sekitar 98% kasus di Thailand adalah dari varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris berdasarkan sampel 500 orang, menurut Yong Poovorawan, Kepala Pusat Keunggulan dalam Virologi Klinis di Universitas Chulalongkorn.

Sedangkan Di Kamboja, sejak awal wabah saat ini, lebih dari 10.000 kasus yang didapat secara lokal telah terdeteksi di lebih dari 20 provinsi. Ibu kota Kamboja, Phnom Penh, sekarang menjadi "zona merah", atau daerah berisiko tinggi berjangkitnya penyakit. 

Di Sri Lanka, negara pulau di ujung selatan India, pihak berwenang telah mengisolasi daerah, melarang pernikahan dan pertemuan dan menutup bioskop dan pub. Ini terjadi karena rekor lonjakan terjadi setelah perayaan Tahun Baru lokal bulan lalu. Pemerintah mengatakan situasinya terkendali.

Di seberang lautan di Karibia, Trinidad dan Tobago mengumumkan penguncian sebagian setelah kasus harian di negara itu mencapai rekor tertinggi. Pemerintah memerintahkan untuk menutup restoran, mal, dan bioskop hingga akhir Mei. 

Hitungan kasus di bulan terakhir melesat 700% dari bulan sebelumnya. Peningkatan kasus jua terjadi di Suriname, di pantai timur laut Amerika Selatan. Kasus di bulan April naik lebih dari 600% dari di bulan Maret.

Selanjutnya: Berseteru dengan mantan inspektur polisi Malaysia, Mahathir tunjuk pengacara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×