Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tengah tahun, sejumlah perbankan terus memperkuat permodalan. Berbagai strategi mereka persiapkan agar rasio kecukupan modal (CAR) makin kokoh.
Bank Mantap misalnya, berencana melakukan rights issue pada semester II 2022. Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Elmamber P. Sinaga berharap aksi rights issue tersebut bisa menghimpun dana di kisaran Rp 500 miliar.
"Atas modal yang didapatkan, maka akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam ekspansi bisnis ke depan," kata Elmamber, Jumat (24/6).
Saat ini, rencana aksi korporasi tersebut telah masuk dalam dokumen rencana bisnis yang di-submit ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain rights issue, bank juga akan melakukan efisiensi biaya dana dan biaya operasional melalui digitalisasi layanan.
Baca Juga: BSI Bidik Transaksi Layanan Payment Point di Jaringan Dewan Masjid Indonesia
Melalui strategi tersebut, ia berharap dapat menambah customer based nasabah dan menjaga kualitas layanan yang lebih unggul dibandingkan kompetitor. Efisiensi juga diharapkan memberi dampak terhadap modal melalui peningkatan laba perusahaan.
Tak cukup sampai situ, bank juga akan prudent dalam penyaluran kredit dan melakukan monitoring ketat atas portofolio kredit existing sehingga NPL tetap terjaga dan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) bisa lebih efisien dan modal menjadi optimal.
Tak berbeda, Bank Ina juga berencana menggelar rights issue pada kuartal IV 2022 untuk memperkuat likuiditas. Perusahaan membidik dana Rp 1 triliun dengan melepas 2 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
"Rights issue ini untuk memperkuat modal agar dapat memenuhi ketentuan OJK," kata Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu.
Baca Juga: Pangkas Separuh NPL, KB Bukopin (BBKP) Transaksikan Penjualan Aset US$ 183,08 Juta
Nantinya, dana hasil rights issue akan digunakan untuk mendukung peningkatan layanan dan produk perbankan kepada nasabah. Dengan begitu, dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Selain rights issue, perusahaan juga memperkuat modal dari laba yang ditahan. Melalui strategi tersebut, rasio CAR perusahaan bisa terjaga di level 30% - 40% pada tahun ini.
Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa Bank BTN membutuhkan tambahan permodalan karena rasio CAR bank spesialis kredit perumahan itu saat ini paling kecil diantara bank BUKU IV.
"BTN membutuhkan tambahan modal. PMN (Penambahan Modal Negara) Rp 2,98 triliun sudah disetujui. Tambahan modal ini akan dilakukan melalui rights issue di kuartal III atau kuartal IV," kata Kartiko.
Dengan injeksi modal tersebut, Kementerian BUMN ingin mendorong CAR BTN agar bisa mencapai 19%. Saat ini, pemerintah menggenggam 60% saham BTN dan sisanya dimiliki oleh publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News