kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sampai akhir tahun, Adhi Commuter Properti kejar pendapatan Rp 1 triliun


Jumat, 17 September 2021 / 08:45 WIB
Sampai akhir tahun, Adhi Commuter Properti kejar pendapatan Rp 1 triliun

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Commuter Properti (ADCP) optimistis bisa menumbuhkan kinerja keuangan pada tahun ini. Anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) yang mengembangkan properti berbasis Transit Oriented Development (TOD) ini mengejar pertumbuhan pendapatan sekitar 10% dibandingkan tahun lalu.

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM Adhi Commuter Porperti Mochamad Yusuf mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya membidik pendapatan di level Rp 1 triliun. Tumbuh dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu yang berkisar di angka Rp 900 miliar.

"Pertumbuhan pendapatan kami rencanakan sebesar 10%. Kemudian untuk laba kami rencanakan tumbuh sebesar 20% dari tahun yang lalu," ungkap Yusuf dalam paparan yang digelar Kamis (16/9).

Target pendapatan dan laba tersebut bakal disokong oleh pendapatan pra-penjualan alias marketing sales yang ditargetkan menyentuh Rp 1,3 triliun sampai tutup tahun nanti. Dengan tren penjualan yang ada, Yusuf optimistis target itu bisa tercapai.

Baca Juga: Upayakan diversifikasi, Ratu Prabu Energi (ARTI) jajaki bisnis transportasi

Pasalnya, hingga periode tengah tahun, Adhi Commuter Properti mampu mengantongi marketing sales sekitar Rp 438 miliar atau melesat tiga kali lipat dibandingkan raihan pada semester I-2020 yang sebesar Rp 143 miliar.

Direktur Utama Adhi Commuter Properti Rizkan Firman mengatakan, hunian berkonsep TOD cukup menarik antusiasme masyarakat. Dia membeberkan, setidaknya ada tiga keuntungan yang ditawarkan oleh proyek-proyek hunian TOD dari ADCP yang terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi utama, baik light rapid transit (LRT) maupun moda transportasi umum lainnya.

Pertama, imbal hasil yang superior. Kedua, akses transportasi yang lebih mudah dan memadai untuk pergerakan orang dan barang yang akan berdampak pada efisiensi waktu. Ketiga, dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan dan perkotaan, konsep hunian TOD relevan berkontribusi terhadap upaya mengurangi polusi udara dan kemacetan.

“Konsep hunian TOD yang menempel langsung kepada transportasi massal di Jabodetabek sangat relevan bagi masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Apalagi hunian kami dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang mendukung gaya hidup masyarakat. Inilah yang menjadi daya tarik dari hunian yang tengah kami kembangkan,” ujar Rizkan.

Apalagi, LRT akan menjadi salah satu tulang punggung transportasi massal di Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi), di samping kereta rel listrik (KRL), mass rapid transit (MRT), dan bus rapid transit (BRT). Presiden Joko Widodo bahkan telah mematok target bahwa LRT Jabodebek akan beroperasi pada Juni 2022.

Baca Juga: KA Bandara YIA mulai beroperasi secara komersial besok, Jumat (17/9)

Jumlah penumpang LRT diprediksi mencapai hingga 675.000 orang per hari pada 2025 nanti, yang mana ini menjadi potensi pasar yang terbuka lebar bagi Adhi Commuter Properti. Pasalnya, proyek properti TOD yang dikembangkannya berada di posisi yang strategis dalam pengoperasian jalur LRT yakni Cibubur – Cawang, Cawang - Dukuh Atas, Cawang-Bekasi Timur.

Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza menyampaikan, animo masyarakat akan hunian konsep TOD yang ditawarkan ADCP terbilang tinggi. Dia menggambarkan, penjualan pre sales untuk proyek-proyek ADCP hingga kini sebesar 58,1% untuk 11 proyek yang saat ini dikembangkan. 

“Hal ini menunjukkan permintaan yang kuat untuk kelas akses residensial berkonsep TOD yang terletak di simpul-simpul transportasi utama. Sekaligus membuktikan bahwa konsep TOD menarik sebagai tujuan investasi. Konsep TOD sudah diterapkan di Hongkong, Tokyo, Singapura, Beijing, dan Copenhagen,” ujar Indra.

Menurutnya, ADCP memiliki proses yang sangat terstruktur dan efisien pada cash conversion cycle. Dalam pengembangan proyek, dari mulai start konstruksi sampai dengan serah terima membutuhkan waktu sekitar 18 sampai 24 bulan yakni untuk landed house atau rumah tapak, dan sekitar 36 bulan untuk proyek hunian bertingkat.

Sebagai informasi, Adhi Commuter Properti memiliki landbank sebesar 140 hektar, yang dikembangkan untuk sejumlah proyek. Yakni LRT City Bekasi – Eastern Green, LRT City Bekasi – Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Grand Central Bogor- Member of LRT City, Cisauk Point Member of LRT City, Oase Park- Member of LRT City.

Direktur Pengembangan Bisnis ADCP Rozi Sparta optimistis  bisnis hunian TOD yang tengah dikembangkan bakal mendapatkan antusias dari masyarakat. Apalagi, pemerintah pun mengucurkan sejumlah insentif pada tahun ini, khususnya pelonggaran PPN hingga 100% untuk properti bernilai hingga Rp 2 miliar dan 50% untuk properti bernilai lebih dari Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.

“Kami mengharapkan pemulihan yang signifikan dari pandemi Covid-19 dengan massalnya pemberian vaksinasi, sehingga meningkatkan kembali mobilitas masyarakat. Keberadaan hunian  tepat di akses transportasi publik akan turut membantu masyarakat mengurangi biaya mobilitas, mengurai kemacetan di wilayah Jabodetabek, sekaligus menekan tingkat polusi udara," terang Rozi.

Baca Juga: Kantongi izin dari OJK, BTN layani pembukaan rekening secara online

Adapun untuk menggarap sejumlah proyek tersebut, Adhi Commuter Properti menganggarkan belanja modal (capex) hingga Rp 2,1 triliun sampai tahun depan. Untuk tahun ini penyerapan capex diproyeksikan sekitar Rp 1 triliun.

Dana capex tersebut antara lain berasal dari penerbitan obligasi sebesar Rp 500 miliar yang telah dirilis Adhi Commuter Properti pada Mei lalu. Sisanya, akan didanai dari cash flow serta aksi korporasi lanjutan.

Asal tahu saja, Adhi Commuter Properti dikabarkan akan melantai di bursa saham alias menggelar Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Namun Direktur Utama Adhi Commuter Properti Rizkan Firman belum mengkonfirmasi terkait kelanjutan rencana IPO tersebut.

"Perseroan saat ini memang dalam rencana untuk melakukan aksi korporasi ke arah tersebut (IPO). Namun mengenai waktu pelaksanaannya kami sedang mempersiapkan dengan intens yang kami lakukan di internal," pungkas Rizkan.

Selanjutnya: Perdana Gapuraprima (GPRA) Membidik Penjualan Tahun Ini Tumbuh 10%-15%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×