Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Dikutip dari Reuters, resolusi tersebut untuk ke-29 kalinya dibahas dengan 184 suara mendukung, tiga abstain, dan dua tidak memilih, mereka adalah AS dan Israel.
Pemungutan suara PBB bisa membawa bobot politik, tetapi hanya Kongres AS yang dapat mencabut embargo yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun.
Joe Biden yang kini menjadi Presiden AS, selama kampanye kerap berjanji akan merombak kebijakan Trump terkait Kuba yang dinilai telah merugikan rakyat dan tidak berdampak baik pada kemajuan demokrasi dan hak asasi.
Namun sampai saat ini, Biden belum memenuhi janji itu dan pemerintahannya mengatakan perubahan kebijakan terhadap Kuba bukanlah salah satu prioritas utamanya.
Pemungutan suara pada Rabu awalnya ditetapkan untuk Oktober tahun lalu tetapi ditunda karena pandemi. Majelis Umum PBB kembali mengangkat resolusi tersebut ketika Kuba berjuang dengan penurunan ekonomi yang parah.
Kelangkaan barang-barang pokok mulai terjadi dan semakin meluas. Hal ini diikuti oleh melonjaknya jumlah kasus Covid-19 yang mencapai rekor harian sebanyak 2.055 pada Rabu.
Selanjutnya: Korea Utara: Kontak dengan AS hanya membuang-buang waktu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News