kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Rakyat Thailand semakin berani menentang tabu, sang raja digugat


Sabtu, 28 November 2020 / 13:35 WIB
Rakyat Thailand semakin berani menentang tabu, sang raja digugat

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Bangkok. Belum ada kedamaian di Thailand. Kelompok pro-demokrasi semakin berani menentang kerajaan dan melanggar tabu di Thailand.

Kelompok pro-Demokrasi Thailand kembali menuntut agar Raja Maha Vajiralongkorn melepas kekuasaan atas kekayaan monarki. Pengelolaan aset senilai 40 miliar dollar Amerika Serikat ( AS) atau sekitar Rp 565 triliun itu dialihkan ke kerajaan sejak dua tahun silam.

Ketika kepolisian Thailand memberlakukan pasal anti-penghinaan kerajaan, demonstran pro-demokrasi di Bangkok kembali menuntut agar kekuasaan Vajiralongkorn terhadap biro pengelola kekayaan kerajaan dicabut. Tuntutan tersebut melanggar tabu di Thailand yang melarang kritik terhadap kerajaan.

Kepolisian saat ini dikabarkan telah memanggil belasan pemimpin demonstran untuk dimintai keterangan. Jika terbukti melanggar, terdakwa bisa diancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.

“Undang-undang ini kuno dan barbar. Setiap kali digunakan, dia merusak reputasi monarki dan negara,” kata Parit “Pinguin” Chiwarak, yang terkena dakwaan penghinaan terhadap monarki.

Baca juga: Lewati jutaan ranjau dan kawat berduri, pesenam ini berhasil kabur dari Korea Utara

Dia mengenakan kostum berwarna kuning, menyerupai boneka bebek raksasa yang menjadi simbol aksi protes. Para demonstran yang berjumlah ribuan orang awalnya ingin menyambangi kantor Biro Properti Kerajaan (CPB) yang mengelola aset monarki Thailand. Lembaga ini belakangan menjadi sasaran protes karena dianggap menjadi dompet pribadi raja.

Kekayaan monarki Thailand

Menurut laporan majalah Fortune, Raja Maha pada 2017 menempatkan penasihat keuangannya sebagai kepala direksi CPB. Langkah itu sekaligus menggeser menteri keuangan yang biasanya menduduki posisi tersebut.

Pada tahun yang sama, Pemerintah Thailand mengesahkan amandemen UU Properti Kerajaan, yang memberikan hak atas portofolio CPB sepenuhnya kepada raja. Tidak lama kemudian biro tersebut menyatakan telah mengembalikan semua aset kepada raja. Salah satu aset tersebut adalah kepemilikan saham di salah satu bank tertua di Thailand, Siam Commercial Bank.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×