Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (20/8) menyatakan, operasi dan penarikan militer Amerika Serikat atau AS di Afghanistan tidak bisa disebut berhasil.
"Mengenai operasi (militer AS) di Afghanistan, tentu saja, itu tidak bisa disebut berhasil," kata Putin dalam konferensi pers setelah pembicaraan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Tapi, bukan kepentingan kami untuk berputar-putar dan terus membicarakannya sebagai kegagalan," ujarnya, seperti dikutip TASS. "Kami tertarik pada situasi yang stabil di negara itu. Hari ini, seperti apa adanya".
"Saya pikir, banyak politisi di Barat mulai memahami apa yang saya katakan, bahwa tidak bisa memaksakan standar asing tentang kehidupan dan perilaku politik di negara dan bangsa lain, mengabaikan kekhususan etnis dan agama mereka, dan tradisi sejarah mereka," tegas Putin.
Baca Juga: Biden: AS jaga komitmen suci dengan Taiwan dan Korea Selatan, beda dengan Afghanistan
Dia meminta negara-negara untuk mengkonsolidasikan upaya guna mendukung rakyat Afghanistan dan menormalkan situasi di negara itu.
"Ini adalah pelajaran Afghanistan dan kami, bersama dengan mitra lain, dengan Amerika Serikat, dengan negara-negara Eropa, harus melakukan yang terbaik untuk mengkonsolidasikan upaya untuk mendukung rakyat Afghanistan," katanya.
"Untuk menormalkan situasi di negara itu, dan untuk menjalin hubungan bertetangga yang baik dengannya," imbuh Putin.
Memilih nasib mereka sendiri
Presiden Rusia menekankan, sikap yang berdasarkan rasa hormat di antara mitra harus menjadi aturan universal untuk semua negara. “Kesabaran diperlukan, apakah kita menyukai sesuatu atau tidak," tegasnya.
Baca Juga: Ini sejarah Taliban, kelompok yang kini menguasai Afghanistan
"Pada akhirnya, sangat penting untuk memberikan hak kepada orang-orang ini untuk memilih nasib mereka sendiri, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan mereka untuk menempuh jalan demokratisasi negara mereka," sebut Putin.
Dan, "Tidak peduli apakah kita suka atau tidak suka apa yang sedang terjadi pada internal mereka. Kita harus membangun hubungan bertetangga yang baik dan menghormati kepentingan satu sama lain di arena internasional," ujar dia.
Setelah Pemerintahan Joe Biden mengumumkan akhir dari operasi militer AS di Afghanistan dan peluncuran penarikan pasukannya, Taliban memulai serangan terhadap pasukan Pemerintah Afghanistan.
Pada 15 Agustus, pejuang Taliban menyapu Kabul tanpa menghadapi perlawanan apapun, dan memperoleh kendali penuh atas ibu kota Afghanistan dalam beberapa jam.
Selanjutnya: Moskow: Tak ada prasyarat untuk kehadiran militer Rusia di Afghanistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News