Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Perusahaan pertama yang didirikannya yakni PT Era Persada. Perusahaan tersebut sempat dijual lantaran ikut terdampak krisis moneter tahun 1998. Berkat kejelian dan usaha kerasnya, bisnisnya terus berkembang.
Saat ini, perusahaan-perusahaan miliknya sebagian besar tergabung dalam Arsari Group. Dilihat dari laman resmi perusahaan, Arsari Group berkantor di MidPlaza, Jalan Sudirman, Jakarta.
Untuk menopang kegiatan amalnya, Hashim mendirikan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), sebuah yayasan dirintis istri Hashim, Anie Hashim Djojohadikusumo, untuk berbagai kegiatan sosial bagi bisnis keluarga Djojohadikusumo.
Baca Juga: Harta lebih dari setengah 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes turun
Anak bungsu dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikoesoemo ini juga dikenal sebagai penyuka barang antik. Selain itu, dia juga melakukan upaya konservasi Harimau Sumatera dengan membangun pusat rehabilitasi di Sumatera Barat.
Saat Prabowo maju ke kontestasi Pemilihan Presiden 2019, Hashim Djojohadikusumo tak setengah-setengah mendukung sang kakak.
Dia menjabat sebagai Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
2. Hary Tanoe (Partai Perindo)
Siapa tak kenal dengan sosok Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe. Ia dikenal sebagai raja media karena kepemilikanya di sejumlah media baik televisi, radio, surat kabar, dan media online.
Sebagaimana diketahui, ia merupakan pendiri Partai Perindo. Sebelum mendirikan Perindo, ia sempat berkongsi dengan Wiranto untuk membesarkan Partai Hanura. Ia juga tercatat pernah bergabung dengan Partai Nasdem.
Baca Juga: Berusia 94 tahun, inilah Harjo Sutanto orang terkaya tertua di Indonesia 2020
Sumber kekayaannya berasal dari MNC Group. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham PT Bimantara Citra Tbk, milik keluarga Presiden Soeharto, dan kemudian diubah namanya menjadi PT Global Mediacom Tbk (MNC Group).