kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Presiden AS Joe Biden yakin China bakal berkongsi dengan Taliban


Rabu, 08 September 2021 / 19:05 WIB
Presiden AS Joe Biden yakin China bakal berkongsi dengan Taliban

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku sangat yakin ke depan China dan Taliban akan menjalin kerjasama yang kuat, setelah kelompok Islam tersebut merebut kendali Afghanistan.

Biden mengatakan, nantinya China akan membuat beberapa pengaturan khusus agar hubungannya dengan Taliban bisa terjalin dengan baik. Metode seperti ini juga diyakini akan dilakukan oleh Iran, Pakistan, dan Rusia.

"China memiliki masalah nyata dengan Taliban. Jadi mereka akan mencoba membuat beberapa pengaturan dengan Taliban. Seperti halnya Pakistan, Rusia, dan Iran, mereka sedang mencari cara," ungkap Biden, Selasa (7/9), seperti dikutip Reuters.

Bersama dengan negara-negara G7 lainnya, AS telah sepakat untuk mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap Taliban dalam satu suara.

Baca Juga: Ditinggal negara Barat, ratusan fasilitas medis di Afghanistan terancam tutup

AS telah memblokir akses Taliban ke cadangan finansial Afghanistan, yang sebagian besar dipegang oleh Federal Reserve New York. 

Langkah ini diambil untuk memastikan agar Taliban memenuhi janji mereka guna menghormati hak-hak perempuan dan hukum internasional.

Di sisi lain, ancaman ekonomi tersebut dianggap tidak akan berlaku jika pada akhirnya China atau Rusia bisa bergerak lebih cepat dan memberi dana kepada Taliban untuk mengatur Afghanistan.

Untuk mengatasi berbagai masalah finansial ini, Italia sebagai presiden ekonomi utama G20, yang meliputi China dan Rusia, telah meminta pertemuan khusus dengan kedua negara itu demi membahas pendekatan dengan Afghanistan.

Baca Juga: Taliban mengincar hubungan kerja sama dengan Rusia hingga Pakistan

Sayangnya, kesepakatan mengenai pertemuan khusus tersebut masih belum bisa dicapai, menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat antara China dan Rusia dengan G20 secara umum.

Tanda-tanda mendekatnya China ke Taliban juga telah ditunjukkan langsung oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Saat berbincang dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melalui panggilan telepon pada 29 Agustus lalu, Wang mengatakan, komunitas internasional harus terlibat dengan Taliban dan membimbing mereka secara positif.

Seperti banyak negara lain, China juga masih belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan. Tapi, pada Juli lalu, Wang menjamu Pemimpin Taliban Mullah Baradar secara hangat.

Pada kesempatan tersebut, Wang menegaskan, dunia harus membimbing dan mendukung Afghanistan menuju transisi pemerintahan yang baru, bukan justru memberi tekanan. 

Selanjutnya: Menlu China berharap dunia bisa membimbing Taliban secara positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×