kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PP Properti (PPRO) sispkan sejumlah strategi menuai pertumbuhan bisnis tahun ini


Kamis, 09 September 2021 / 08:20 WIB
PP Properti (PPRO) sispkan sejumlah strategi menuai pertumbuhan bisnis tahun ini

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) melancarkan sejumlah strategi korporasi untuk menuai pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya. Salah satu strategi PPRO ialah dengan turut menggarap properti di kawasan strategis nasional.

Direktur Utama PPRO I Gede Upeksa Negara menyampaikan, pihaknya mengubah strategi pembangunan dari yang semula dilakukan secara individual (private) kini menjadi government support. Artinya, pengembangan bisnis PPRO diarahkan untuk mendukung kebutuhan properti di proyek-proyek strategis nasional.

Proyek strategis yang dimaksud adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Lalu ada pembangunan hotel di kawasan pariwisata terpatu prioritas di Lombok, yang akan ramai dengan Sirkuit Mandalika dengan perhelatan MotoGP dan balapan internasional lainnya.

"Ada kawasan industri yang besar dan strategis, didukung penuh oleh pemerintah. Kami akan mendukung dari sisi propertinya. Lalu untuk pariwisata kami bangun hotel di Lombok untuk mendukung Mandalika yang sirkuitnya sudah jadi," kata Gede dalam paparan publik yang digelar Rabu (8/9).

Baca Juga: PP Properti (PPRO) percepat pembayaran obligasi senilai Rp 523 miliar

Mengenai KIT Batang, Gede menjelaskan bahwa kawasan industri tersebut memiliki total area seluas 4.300 hektare (ha) dengan tiga klaster. 800 ha diantaranya akan digunakan untuk area residensial dan komersial.

PPRO bakal mengembangkan low rise residence, landed house, commercial dan hotel. Gede bilang, pembangunan properti akan sejalan dengan pengembangan kawasan industri dan investasi yang masuk ke KIT Batang.

Untuk tahap awal, sudah ada 7 ha lahan yang akan dikembangkan dengan total investasi sekitar Rp 759 miliar. Secara keseluruhan, di KIT Batang ini PPRO menargetkan bisa meraup revenue sekitar Rp 1,5 triliun.

"Jadi kita akan berinvestasi untuk mengembangkan hunian dan komersial, berapa besarnya, sangat tergantung kecepatan investasi yang masuk ke KIT Batang. Penyerapannya di dalam beberapa tahun ke depan, itu tergantung dengan seberapa cepat tenant-tenant dari industri masuk ke sana," terang Gede.

Selain itu, PPRO juga bakal mengembangkan proyek hunian di daerah lainnya, seperti Cibubur, Bandung dan Semarang. Asal tahu saja, saat ini PPRO memiliki landbank sekitar 300 ha yang sebagian besar berada di Pulau Jawa. Landbank tersebut akan dipakai untuk pengembangan proyek high-rise, landed house, komersial dan hotel.

Direktur Business Development & Human Capital Management PPRO Fajar Saiful Bahri menyampaikan, PPRO juga siap untuk menggarap proyek properti di sekitar daerah Ibu Kota Negara yang baru. Selain landbank, PPRO menggarap mall Ocean Park Square dan Hotel Swiss-Bellhotel di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

"Nantinya akan menjadi city hub menuju Ibu Kota Baru. Jadi kami sudah siap menyambut proses pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan," ujar Fajar, tanpa merinci proyek properti apa saja yang akan disiapkan di sekitar wilayah ibu kota baru tersebut.

Selain itu, Gede Upeksa menambahkan bahwa strategi pertumbuhan bisnis PPRO juga akan melihat perkembangan pasar dan kebutuhan masyarakat terhadap hunian. Sehingga PPRO akan mengadopsi smart development dengan mengkombinasikan high-rise, low-rise dan landed house.

 

PPRO pun akan menjalankan asset recycling sesuai dengan program dari Kementerian BUMN. "Kami juga ada beberapa strategi untuk manajemen stok. Ada stok yang sudah ready, ada yang on progress. Untuk yang on progres, kami lakukan re-modeling sehingga bisa mengadopsi kebutuhan masyarakat ke depan," ujar Gede.

Dia optimistis, kinerja PPRO bisa terdongkrak pada semester kedua seiring dengan penurunan kasus pandemi covid-19 dan strategi penjualan yang dilancarkan. Adapun pada tahun ini PPRO membidik pendapatan di angka Rp 1,3 triliun - Rp 1,7 triliun. PPRO pun mengejar target laba bersih sebesar Rp 94,9 miliar.

"Kami lebih optimis memandang akhir tahun dengan adanya penurunan covid, vaksiansi yang gencar dan juga PPKM yang cukup berhasil. Sehingga di akhir Agustus sudah ada peningkatan penjualan baik di residensial maupun di mall-mall kami," terang Gede.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PPRO Deni Budiman menyampaikan, untuk menunjang program perusahaan, PPRO menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 243 miliar di tahun ini. "Untuk capex sampai saat ini sudah tercapai 44%," pungkas Deni.

Selanjutnya: Keadaan belum menentu, PP Properti (PPRO) wait and see lanjutkan proyek TOD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×