Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah Pandemi Covid-19, unit bisnis PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) di sektor energi, memasok listrik tambahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung milik PT Inpola Meka Energi Kabupaten Dairi dan Karo, Sumatera Utara, Kamis (17/12).
PLTA dengan kapasitas 15 MW yang berlokasi di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Sumatera Utara ini resmi beroperasi secara komersial dan sudah dapat mendistribusikan listrik melalui jaringan milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Proyek ini sejalan dengan keterlibatan Pemerintah Indonesia dalam Paris Agreement atau Persetujuan Paris mengenai Perubahan Iklim melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 pada tanggal 24 Oktober 2016.
Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 2016 menyatakan komitmen kontribusi penurunan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan sampai dengan 41% jika ada kerja sama internasional dari kondisi tanpa ada aksi.
Baca Juga: Nusantara Infrastructure (META) bagikan dividen interim Rp 35 miliar, ini jadwalnya
Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs META mengatakan berkat dukungan dan kerja sama seluruh pihak, PLTA Lau Gunung sudah resmi beroperasi secara komersial dan akan melayani sekitar 10.000 masyarakat di Kabupaten Dairi dan Karo melalui jaringan listrik PLN.
"PLTA Lau Gunung diharapkan dapat mendukung berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat dari sisi pendidikan, perekonomian, industri dan kegiatan lainnya melalui pendistribusian listrik ke berbagai tempat di wilayah tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (17/12).
Meskipun pengerjaan proyek dilakukan di tengah Pandemi Covid-19, META tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini di pengujung tahun 2020 dengan konsisten menerapkan Standar Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) untuk para pekerja.
Pengoperasian PLTA ini juga merupakan bentuk kontribusi nyata Perusahaan dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan, khususnya dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di atmosfer, khususnya CO2.
Deden menjelaskan, PLTA Lau Gunung dioperasikan dengan menggunakan teknologi mutakhir yang terdiri dari 2 turbin.
Sistem operasi PLTA Lau Gunung memanfaatkan aliran Sungai Lau Gunung yang kemudian diolah masuk ke terowongan atau tunnel sepanjang 1,6 km dengan debit air sekitar 13 meter kubik/detik.