kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilihan warga Jerman di tengah wabah ganas Covid-19: Divaksinasi, sembuh, atau mati


Selasa, 23 November 2021 / 12:16 WIB
Pilihan warga Jerman di tengah wabah ganas Covid-19: Divaksinasi, sembuh, atau mati
ILUSTRASI. Seorang dokter menyuntikkan vaksin ke seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di tengah wabah baru Covid-19 di Berlin, Jerman, 2 November 2021. REUTERS/Hannibal Hanschke.

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Sebagian besar orang Jerman akan divaksinasi, sembuh, atau mati dari Covid-19 dalam beberapa bulan, Menteri Kesehatan Jens Spahn memperingatkan pada Senin (22/11), ketika mendesak lebih banyak warga untuk divaksin.

"Mungkin pada akhir musim dingin ini, seperti yang kadang-kadang dikatakan sinis, hampir semua orang di Jerman akan divaksinasi, sembuh, atau mati," kata Spahn yang menyalahkan "varian Delta yang sangat menular" sebagai penyebab gelombang keempat.

"Itulah mengapa kami sangat merekomendasikan vaksinasi," tambahnya, seperti dikutip Channel News Asia.

Peringatan keras itu datang ketika Jerman berlomba untuk menahan rekor peningkatan infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir, dengan rumahsakit membunyikan alarm tentang unit perawatan intensif yang meluap.

Baca Juga: WHO sangat cemas akan lonjakan Covid-19 di Eropa, mengapa demikian?

Meskipun akses luas ke vaksin virus corona gratis, hanya 68% populasi Jerman yang sudah divaksinasi penuh, tingkat yang menurut para ahli terlalu rendah untuk mengendalikan pandemi Covid-19.

Gelombang keempat Covid-19 yang ganas

Jerman, negara terpadat di Uni Eropa, menambahkan 30.643 kasus lagi pada Senin (22/11), menurut Robert Koch Institute, sehingga total sejak awal pandemi menjadi lebih dari 5,3 juta.

Hampir 100.000 orang telah meninggal sejauh ini, termasuk 62 orang selama 24 jam terakhir.

"Kami memiliki situasi yang sangat, sangat sulit di banyak rumahsakit," ungkap Spahn.

Jerman pekan lalu mengumumkan pembatasan virus corona yang lebih keras untuk menahan gelombang keempat Covid-19 yang ganas.

Baca Juga: Jerman siapkan aturan yang lebih ketat untuk warga yang tidak divaksinasi Covid-19

Di daerah dengan tingkat rawat inap yang tinggi, yang tidak divaksinasi akan dilarang berada di ruang publik, seperti bioskop, gym, dan makan di dalam ruangan.

Karyawan diminta untuk kembali bekerja dari rumah bila memungkinkan. Sementara siapa pun yang pergi ke tempat kerja harus membuktikan mereka telah divaksinasi, pulih, atau baru-baru ini dites dengan hasil negatif Covid-19, sebuah sistem yang dikenal sebagai "3G".

Aturan yang sama berlaku untuk angkutan umum.

Beberapa daerah yang paling terpukul di Jerman, termasuk Bavaria dan Saxony, telah melangkah lebih jauh dengan membatalkan acara besar seperti bazar Natal, dan secara efektif melarang mereka yang tidak divaksinasi dari kegiatan publik yang tidak penting.

Baca Juga: Rumah sakit di Jerman membunyikan alarm bahaya akibat gelombang pandemi Covid-19

Semua orang dewasa yang divaksinasi juga telah didesak untuk mendapatkan suntikan booster untuk memerangi memudarnya kemanjuran vaksin setelah enam bulan.

Tetapi, Kanselir Angela Merkel mengatakan kepada para pemimpin partai konservatif, tindakan yang diambil untuk menghentikan penyebaran COVID-19 di Jerman tidak cukup dan tindakan yang lebih kuat perlu diambil.

"Kita berada dalam situasi yang sangat dramatis. Apa yang ada sekarang tidak cukup," katanya kepada para pemimpin partai dalam sebuah pertemuan, menurut dua peserta yang hadir.

Merkel meminta 16 negara bagian di Jerman untuk memutuskan tindakan keras pada Rabu (24/11).

Austria memberlakukan penguncian penuh COVID-19 mulai Senin (22/11), dan Spahn memperingatkan pada Jumat (19/11) pekan lalu, Jerman bisa mengikuti langkah tetangga itu.

Selanjutnya: Kanselir Jerman: Gelombang keempat Covid-19 hantam negara kita dengan kekuatan penuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×