kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pilah-pilih investasi valas rekomendasi dari analis


Kamis, 11 Maret 2021 / 21:15 WIB
Pilah-pilih investasi valas rekomendasi dari analis

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

Jika investor merasa dolar AS sudah terlalu mahal, Alwi menyarankan investor untuk melirik dolar Kanada atau loonie. Ia menilai, loonie punya prospek yang menarik seiring suku bunga dari bank sentral Kanada (BoC) saat ini lebih tinggi dari The Fed. Adapun suku bunga BoC sebesar 0,25% berbanding dengan The Fed yang 0,2%

“Hal ini juga yang menahan loonie untuk tidak jatuh tajam atas dolar AS. Kemudian lonjakan harga minyak juga akan untungkan loonie mengingat ekonomi Kanada sangat bergantung pada harga minyak. Terakhir, sentimen risk-on di tengah banjirnya stimulus AS dan peluncuran vaksin,” pungkas Alwi.

Berbeda dengan Alwi, selain dolar AS, Faisyal menyebut mata uang poundsterling dan dolar Australia dinilai bisa jadi pilihan yang menarik karena punya prospek yang tak kalah oke.

Baca Juga: Harga emas semakin murah, apakah sekarang saatnya investasi logam mulia?

“Inggris sudah mulai melonggarkan kebijakan lockdown sehingga aktivitas ekonomi mulai kembali berjalan. Apalagi, Inggris merupakan negara yang vaksinasinya agresif sehingga bisa mempercepat pemulihan ekonomi. Terbaru, Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) juga memastikan tidak akan ada suku bunga negatif,” imbuh Faisyal.

Ketiga hal tersebut dinilai akan membantu penguatan mata uang poundsterling yang sejak awal tahun memang sudah punya tren yang cukup positif. Sementara untuk dolar Australia, Faisyal menyebut akan mendapat dorongan positif dari pernyataan Perdana Menteri Australia yang menegaskan proses vaksinasi berjalan sesuai target, yakni selesai pada Oktober mendatang. Hal ini jelas akan memicu optimisme pemulihan ekonomi.

Faisyal bilang, saat ini bisa jadi momen yang tepat bagi investor untuk masuk ke dolar AS, apalagi ketika The Greenback mengalami koreksi. Begitu pun dengan poundsterling dan dolar Australia.

“Untuk dolar AS, investor bisa jual lagi ketika harganya sudah menyentuh Rp 14.600 per dolar AS. Sementara untuk poundsterling dan dolar Australia bisa dilepas ketika harganya masing-masing sudah menyentuh Rp 20.500 dan Rp 11.300,” tutup Faisyal.

Selanjutnya: Harga emas turun, simak rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×