Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
Hal tersebut membuat Suwandi belum optimis dengan target pertumbuhan pembiayaan bisa mencapai 5% di tahun ini. Ia juga menyoroti kucuran dana dari perbankan ke multifinance yang belum merata sehingga membuat pertumbuhan yang sulit.
“Kita lihat nanti bulan keenam ini kalau masih tidak meningkat, pertumbuhan pembiayaan bisa mengarah ke arah negatif. Tapi nanti lihat dulu habis semester 2 ini, baru saya akan proyeksi target ulang,” jelas Suwandi.
Adira Finance sendiri mengamini bahwa ada beberapa lini bisnis pembiayaan yang meningkat hingga saat ini, seperti yang terjadi pada pembiayaan durables. Hingga saat ini pembiayaan baru untuk perabotan rumah tangga (durables) yang di dalamnya termasuk elektronik mencapai Rp 130,73 miliar atau berkontribusi 1% dari total pembiayaan di Adira Finance.
Baca Juga: Outstanding industri penjaminan kredit meningkat jadi Rp 261,85 triliun hingga Maret
“Kalau dilihat dari menjelang lebaran hingga saat ini, ada peningkatan untuk pembiayaan perabotan rumah tangga. Di April 2021, pembiayaan baru durabel meningkat sebesar 17% dibandingkan dengan Maret 2021,” ujar Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli.
Hanya saja, Hafid mengakui bahwa daya beli masyarakat masih lemah akibat pandemi covid-19 ini. Oleh karena itu, perusahaan menyiapkan berbagai program menarik untuk menggenjot pembiayaan baru dan mengembangkan platform online seperti Adiraku untuk mempermudah transaksi pembiayaan.
Tahun ini, Adira Finance masih optimis untuk menargetkan penyaluran pembiayaan baru seluruh portfolio meningkat sebesar 20%-30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Kenaikan pembiayaan ini mengingat kegiatan ekonomi telah berangsur membaik secara bertahap sehingga diharapkan daya beli masyarakat juga ikut meningkat,” pungkas Hafid.
Selanjutnya: Meskipun pandemi Covid-19 belum mereda, industri multifinance perlahan mulai bangkit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News