Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan pengeboran 161 sumur untuk periode Agustus sampai Desember 2021.
Seperti diketahui, per 9 Agustus 2021 Pertamina secara resmi bakal mengelola Blok Rokan sepeninggal PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengungkapkan target pengeboran sejatinya sebanyak 84 sumur. Kendati demikian, dengan belum selesainya sejumlah pengeboran sumur oleh Chevron maka Pertamina bakal melanjutkan kegiatan tersebut.
Pertamina memproyeksikan ada sekitar 77 kegiatan pengeboran yang bakal dilanjutkan terhitung sejak alih kelola pada 9 Agustus mendatang.
Baca Juga: Pertamina inginkan mitra Blok Rokan kuat secara finansial
"Dari data sekarang sudah siapkan resources untuk 161 sumur. Dengan asumsi 77 sumur (di antaranya) belum sempat diselesaikan eksisting operator yang akan kami teruskan," kata Jaffee dalam diskusi Menjaga Keandalan Operasi Wilayah Kerja Rokan, Kamis (22/7).
Jaffee memastikan, penyiapan rig dan material lain telah dilakukan Pertamina. bahkan ada beberapa rig yang sudah bisa digunakan sebelum alih kelola. Hal ini dilakukan demi membantu kegiatan yang tengah dilakukan Chevron selaku eksisting operator.
Pertamina pun menargetkan sekitar 16 rig sampai 17 rig akan dibutuhkan untuk menjalankan rencana pengeboran pada tahun ini.
Blok Rokan sendiri diketahui telah berkontribusi sekitar 11,69 miliar barel sejak 1951-Agustus 2021 atau mencapai 46% produksi nasional. Jaffee menilai, penurunan produksi 1% atau 2% saja maka bisa berpengaruh signifikan pada produksi nasional.
Upaya yang masif dan agresif ini diakui Jaffee sebagai persiapan dalam mengejar target yang lebih tinggi di tahun 2022 mendatang.
"Tunggu saja tanggal mainnya seberapa masif di 2022 kita akan lakukan pengeboran, yang dikejar bukan jumlah sumur tapi reserve yang masih ada berapa dan untuk produksi tersebut dibutuhkan berapa sumur," imbuh Jaffee.
Sementara itu, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan pasca penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan Chevron untuk melanjutkan investasi jelang alih kelola, pengeboran ditargetkan dapat mencapai 192 sumur. Kendati demikian, hingga saat ini realisasinya baru sekitar 100 an sumur.
Adapun, SKK Migas memproyeksikan pengeboran hingga Agustus nanti bisa mencapai 115 sumur. Fatar mengapresiasi langkah Chevron yang melaksanakan pengeboran 115 sumur dalam kurun waktu kurang dari 10 bulan.
Baca Juga: Pengamat: Pemerintah harus konsisten, demi cari pengganti Shell di Masela
Namun, Fatar memastikan belum tercapainya jumlah pengeboran dikarenakan kendala pada pengadaan rig.
"Pengadaan rig untuk Juni-Juli harusnya ada 10 rig tapi kenyataannya yang ada cuma 6 rig yang bisa kerja," jelas Fatar.
Pengadaan rig yang terkendala semakin diberatkan dengan persiapan di site yang disebut membutuhkan waktu 2 hingga 3 bulan sebelum dapat digunakan. "Kita cari inisiatif, kita jadikan satu program integrated drilling. Yang penting maksimal," jelas Fatar.
Jika PHR memproyeksikan kebutuhan rig sekitar 16 rig hingga 17 rig, SKK Migas menilai butuh setidaknya 18 rig demi mencapai target pengeboran. Bahkan dengan kondisi sekarang yang dinilai terlambat, maka kebutuhan rig meningkat menjadi 21 rig.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News