Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
"Tunggu saja tanggal mainnya seberapa masif di 2022 kita akan lakukan pengeboran, yang dikejar bukan jumlah sumur tapi reserve yang masih ada berapa dan untuk produksi tersebut dibutuhkan berapa sumur," imbuh Jaffee.
Sementara itu, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan pasca penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan Chevron untuk melanjutkan investasi jelang alih kelola, pengeboran ditargetkan dapat mencapai 192 sumur. Kendati demikian, hingga saat ini realisasinya baru sekitar 100 an sumur.
Adapun, SKK Migas memproyeksikan pengeboran hingga Agustus nanti bisa mencapai 115 sumur. Fatar mengapresiasi langkah Chevron yang melaksanakan pengeboran 115 sumur dalam kurun waktu kurang dari 10 bulan.
Baca Juga: Pengamat: Pemerintah harus konsisten, demi cari pengganti Shell di Masela
Namun, Fatar memastikan belum tercapainya jumlah pengeboran dikarenakan kendala pada pengadaan rig.
"Pengadaan rig untuk Juni-Juli harusnya ada 10 rig tapi kenyataannya yang ada cuma 6 rig yang bisa kerja," jelas Fatar.
Pengadaan rig yang terkendala semakin diberatkan dengan persiapan di site yang disebut membutuhkan waktu 2 hingga 3 bulan sebelum dapat digunakan. "Kita cari inisiatif, kita jadikan satu program integrated drilling. Yang penting maksimal," jelas Fatar.
Jika PHR memproyeksikan kebutuhan rig sekitar 16 rig hingga 17 rig, SKK Migas menilai butuh setidaknya 18 rig demi mencapai target pengeboran. Bahkan dengan kondisi sekarang yang dinilai terlambat, maka kebutuhan rig meningkat menjadi 21 rig.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News