Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Azis Husaini | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jangan heran jika di pelosok daerah menjamur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) skala kecil alias SPBU mini. Sebab, belakangan ini makin banyak perusahaan penyalur bahan bakar minyak (BBM) yang menggarap bisnis SPBU mini tersebut.
Setelah Pertamina, Shell, dan ExxonMobil, kini giliran AKR Corporindo Tbk (AKRA) masuk ke bisnis SPBU mini. AKR akan mengembangkan SPBU mini melalui PT Aneka Petroindo Raya (APR), perusahaan patungan AKRA dengan British Petroleum (BP).
Syahran Sidik Wahab, Brand and Communication Manager APR mengatakan, pengembangan SPBU mini akan dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Timur. "Peresmian SPBU microsite ini akan dilakukan secara bertahap pada kuartal III dan kuartal IV-2021," kata dia kepada KONTAN, Rabu (16/6).
Namun, Syahran belum menjelaskan lebih detail program pengembangan SPBU mini tersebut. Selain masuk ke bisnis SPBU microsite, AKRA juga tetap fokus mengembangkan dan membangun SPBU skala besar hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Sampai Juni 2021, terdapat 1.498 Pertashop yang telah beroperasi
Syahran mengungkapkan, hingga akhir tahun, perusahaan patungan antara BP dan AKR ini sedang membangun dan pengembangan sejumlah SPBU baru. Agenda ini untuk mencapai target total 35 SPBU BP di akhir tahun nanti.
Pengembangan SPBU itu melalui program kemitraan, yaitu Dealer Owned Dealer Operated (DODO) dan Company Owned Company Operated (COCO). Pembangunan SPBU tersebut tersebar di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Pembukaan serta peresmian SPBU baru ini akan dilakukan secara bertahap pada kuartal III dan kuartal IV-2021. Lewat ekspansi SPBU BP yang makin serius di Tanah Air, sepanjang tahun lalu, Aneka Petroindo Raya telah mendistribusikan 26 juta liter bensin untuk konsumen.
Pertamina sebagai pemain lama di SPBU mini telah mengoperasikan 1.498 Pertashop. Perinciannya, 1.491 Pertashop Gold, dan 7 Pertashop Platinum yang tersebar di seluruh Indonesia.
Perthasop Gold merupakan skema kemitraan paling murah. Modal yang dibutuhkan untuk membuka SPBU ini sebesar Rp 250 juta. "Sedangkan Pertashop Platinum membutuhkan modal Rp 400 juta," ujar Putut Andriatno, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Comercial and Trading kepada KONTAN, Jumat (18/6).
Baca Juga: Pertamina targetkan bangun 10.000 Pertashop di seluruh Indonesia
Tahun 2021, Pertamina menargetkan bisa membangun 10.000 unit Pertashop di seluruh wilayah Indonesia. "Saat ini semakin bertambah peminat Pertashop," ungkapnya.
Putut mengklaim, masyarakat makin antusias dengan Pertashop karena menawarkan sejumlah keuntungan dan kemudahan. Antara lain modal usaha kecil, lahan yang dibutuhkan relatif tidak terlalu luas, perizinan sederhana, serta jaminan kualitas dan kontinuitas suplai BBM.
Potensi keuntungannya juga menjanjikan karena ada pengembangan ekosistem bisnis non-fuel, seperti Bright Gas dan pelumas. "Ditambah juga adanya dukungan fasilitas pembiayaan baik KUR maupun kredit lainnya dari perbankan hasil kerjasama Pertamina dengan bank BUMN," kata Putut.
Baca Juga: Tiga program prioritas Pertamina wujudkan ekonomi hijau berkelanjutan
Shell juga membuka kesempatan SPBU Shell Modular dengan luas lahan 1.100-1.300 meter persegi. Biaya investasi Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar.
SPBU ini memiliki ukuran kontainer sebesar 20 feet, dengan volume tangki BBM mencapai 12.000 liter. "Pengusaha lokal sudah bisa menjadi mitra kami," kata Agung Saputra, Head of Dealer Owned Network Shell Indonesia, beberapa waktu lalu.
ExxonMobil dan Group Salim juga gencar ekspansi SPBU mini dengan merek Mobil. Saat ini SPBU Mobil sudah ada di 565 titik di empat provinsi di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat dan Banten.
Selanjutnya: BP-AKR mulai ekspansi 15 SPBU di kuartal II 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News