Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan sukses kerek kenaikan pada transaksi digital banking di tengah pandemi. Agar tak kehilangan momentum bank berpacu mengembangkan dan memperkuat layanan dan keamanan di sektor teknologi informasi (TI).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan layanan digital. Terlebih bank berlogo pita emas ini gencar memasarkan Livin untuk ritel dan Kopra untuk segmen wholesale.
Timothy Utama, Direktur Information Technology Bank Mandiri menyatakan arahan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 2 triliun di tahun 2022 mendatang. Nilai itu juga sama dengan tahun ini.
“Kalau ada keperluan lagi, bisa kita tingkatkan. Sedangkan operational expenditure TI kami Rp 2 triliun. Jadi kira-kira kami (Bank Mandiri) setahun Rp 4 triliun,” ujar Timothy pada Selasa (16/11).
Baca Juga: Digitalisasi dan integrasi sistem, percepat kebangkitan ekonomi Jawa Timur
Ia menyatakan arah pengembangan digital dan TI Bank Mandiri tidak hanya berfokus pada transaksi finansial. Bank Mandiri ingin membidik lifestyle baik di Livin untuk ritel maupun Kopra untuk wholesale.
“Gross transaction value Bank Mandiri sudah hampir Rp 1.500 triliun secara year to date per pertengahan November 2021. Sedangkan kalau di wholesale itu hampir Rp 11.000 triliun. Decacorn terbesar di Indonesia baru sekitar Rp 400 triliun,” jelasnya.
Terkait kemungkinan mengakuisisi bank digital, ia mengatakan masih dalam kajian dan monitoring bank. Hal ini akan bergantung kepada kebutuhan nasabah.
“Kami akan cari jalan yang tepat dan terbaik. Kami terus kaji dan monitoring, tapi kalau hanya untuk jadi digital, per hari ini Bank Mandiri sudah jadi digital walaupun memiliki cabang,” paparnya.
Saat ini 98% transaksi di kanal digital. Hanya 2% yang masih terjadi di cabang seperti transaksi yang tidak bisa di digital. Begitupun dengan nasabah yang masih mengandalkan cabang harus tetap dilayani.
PT Bank Central Asia Tbk juga telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp 5,2 triliun pada 2021. Dana itu sebagian besar akan dialokasikan untuk IT, digitalisasi perbankan, dan pengembangan jaringan kantor cabang.
Direktur BCA Santoso Liem menyatakan pengembangan layanan perbankan transaksi selalu menjadi salah satu fokus utama dalam setiap rencana dan program kerja tahunan BCA. Keandalan BCA dalam layanan payment settlement terus kami tawarkan kepada nasabah, termasuk nasabah milenial.
“Saat pandemi, transaksi perbankan melalui kanal digital meningkat pesat. Tercatat transaksi internet banking BCA pada kuartal III-2021 naik 29% YoY menjadi 1,09 miliar transaksi. Begitupun dengan transaksi mobile banking BCA melonjak 55% yoy menjadi 2,64 miliar di kuartal III-2021,” ujar Santoso kepada Kontan.co.id pada Rabu (17/11).
Lanjut ia, BCA juga telah menyempurnakan fitur-fitur terkini BCA mobile sehingga semakin mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan finansialnya. BCA juga memperkenalkan digital platform myBCA, aplikasi mobile banking yang memberikan kemudahan akses ke seluruh portofolio rekening yang dimiliki nasabah melalui satu BCA ID.
Selain itu, BCA juga memiliki Welma, yang merupakan aplikasi investasi dan asuransi dapat membantu nasabah berinvestasi kapan pun dan di mana pun, mempermudah nasabah bertransaksi secara online untuk membuat SID online, membeli obligasi perdana & sekunder, dan membeli reksadana.
“Ke depan, BCA akan terus memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan,” papar Santoso.
Sedangkan Direktur BTN Andi Nirwoto mengaku belanja modal untuk pengembangan TI di 2022 masih digodok. Pastinya dana itu akan digunakan untuk finalisasi dalam komite IT.
“Termasuk porsi digitalisasi dan security tetap akan jadi dominan. Kita strategi utama akan fokus menciptakan experience baru untuk bisnis/ekosistem mortgage (hibrid). Belanja TI BTN di 2021 berkisar Rp 350 miliar hingga Rp 400 miliar,” jelasnya kepada Kontan.co.id
BTN berhasil meningkatkan transaksi digitalnya, tecermin dari akuisisi pengguna baru yang tumbuh 24% yoy dari 436.820di September 2020 menjadi 543.546 pada September 2021.
“Posisi user tumbuh 26% dari sebelumnya 1.375.937 pada bulan September 2020 menjadi 1.732.756 pada bulan September 2021. Adapun jumlah transaksi tumbuh 85% dari sebelumnya 54.133.087 pada bulan September 2020 menjadi 99.923.931 pada bulan September 2021,” tutur Andi.
Baca Juga: Akhir tahun, beberapa BUMN ini akan dapat suntikan dana lagi dari pemerintah
Andi menambahkan, volume transaksi BTN Mobile tumbuh 75% you dari Rp 9,3 triliun pada bulan September 2020 menjadi Rp 16,2 triliun pada bulan September 2021. Bank dengan spesialisasi kredit properti ini sedang menyiapkan New BTN Mobile Banking.
“Pertumbuhan akan lebih tinggi tentunya, baik number of users, number of transaction dan nominal transaction. Karena BTN akan mempunyai channel dengan Teknologi yg lebih modern dan fitur yg lebih lengkap memenuhi customer journey di ekosistem mortgage,” pungkasnya.
Adapun Bank Indonesia mencatat nilai transaksi digital banking meningkat 46,72% yoy menjadi Rp 28.685,48 triliun untuk periode Januari-September 2021. Pencapaian itu diproyeksikan akan terus tumbuh 43,04% yoy mencapai Rp 39.130 triliun untuk keseluruhan tahun ini.
Selanjutnya: Wall Street menguat pada awal perdagangan Rabu (17/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News