Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit baru di tengah pandemi kian menciut. Walhasil bank pun harus putar otak untuk mendongkrak permintaan kredit, tanpa terkecuali di segmen konsumer khususnya kredit pemilikan rumah (KPR). Bukan cuma dari sisi perbankan saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun ikut turun tangan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menerangkan pihaknya akan memberikan relaksasi aturan penyaluran pembiayaan untuk beberapa sektor. Nah, properti menjadi salah satu sektor yang dimaksud.
Dia menjelaskan di sektor properti masih bisa diberikan relaksasi penyaluran kredit, terutama untuk perumahan dengan harga murah. Keringanan berupa penurunan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) masih bisa diturunkan secara temporer.
Baca Juga: Ini klarifikasi BP Jamsostek soal isu trading saham hingga gunakan reksadana tunggal
Perbankan pun merespon positif rencana tersebut. Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rudi As Atturidha mengatakan hal itu tentu akan memberi gairah di pasar. Sekaligus bisa memberikan ruang yang lebih bagi bank, untuk menggerakkan serta meningkatkan permintaan kredit di masyarakat.
"Terkait rencana pemberian relaksasi kredit di sektor properti berupa penurunan BNPK dan ATMR, kami tentu menyambut baik rencana tersebut," ujarnya, Jumat (29/1) lalu.
Di sisi lain, Rudi juga menjelaskan bahwa sampai akhir tahun lalu realisasi KPR bank Mandiri masih cukup stabil. Meski begitu, merujuk pada laporan keuangan perseroan, akhir 2020 lalu realisasi KPR memang terkontraksi -1,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 43,5 triliun.
Walau begitu, Rudi memastikan dengan adanya stimulus dari OJK dan potensi pemulihan ekonomi. Tahun 2021 pertumbuhan KPR bisa naik, kendati hanya di level satu digit saja.
Baca Juga: Kredit perbankan terkontraksi 2,41% selama tahun lalu
Sementara itu, sang penguasa pasar KPR yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) punya langkah untuk mendorong KPR yakni memanfaatkan digital. Salah satunya adalah dalam pengajuan KPR BTN yang bisa dilakukan secara daring, termasuk pemilihan lokasi dan bayar tanda jadi. Lewat cara ini proses kredit dan verifikasi data bisa lebih cepat.
Beberapa program promosi juga digalakkan secara daring. Antara lain dengan menerima potongan atau diskon provisi 50% dan bebas biaya administrasi.
Lewat beberapa strategi ini, Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar memastikan bisnis KPR di tahun 2021 akan lebih baik. "Apalagi kalau diperhatikan tiga bulan terakhir di tahun 2020 (permintaan kredit) semakin meningkat," ujarnya.
Apalagi di awal tahun 2021 ini, BTN juga mendapat jatah penyaluran dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan senilai Rp 8,73 triliun. Dana tersebut akan disalurkan perseroan melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi konvensional senilai Rp 7,76 triliun dan KPR subsidi syariah senilai Rp 965 miliar. Adapun, di tahun ini secara total kredit Bank BTN menargetkan pertumbuhan sekitar 7%-9%.
Setali tiga uang, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga sudah lakukan hal serupa. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan bilang sejak tahun lalu pihaknya sudah mengalihkan beberapa pengajuan produk kredit ke digital.
Baca Juga: Jokowi targetkan Bank Syariah Indonesia jadi barometer perbankan syariah dunia
Nah, ke depan produk KPR digadang-dagang akan memasuki tahap percobaan untuk memasukkan unsur digital. "Terutama untuk proses kredit agar bisa lebih cepat. Dan dipakai dalam sales dalam aplikasi mobile sales," terangnya.
Lani juga menambahkan, walau diterpa pandemi Covid-19 pertumbuhan KPR masih terpantau stabil sepanjang tahun lalu. Hal ini ditandai lewat masih meningkatnya KPR CIMB Niaga sebesar 6% sepanjang tahun 2020.
Nah, lewat beberapa insentif yang akan diterapkan oleh regulator serta upaya digitalisasi oleh perbankan. Bank bersandi bursa BNGA ini optimis pertumbuhan KPR bisa mencapai 7% di tahun 2021.
Selanjutnya: BNI dan BRI akan tingkatkan penyaluran kredit dengan menggandeng platform digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News